Moslemtoday.com : Sejak Oktober 2016, portal berita moslem today telah menerbitkan berita diskriminasi pemerintah Cina terhadap muslim di Uighur. Diawali dari berita “China Peringatkan Warganya di Kyrgystan Usai Kedubesnya Dihantam Bom” yang dipublis pada (31/08/2016). China mencurigai etnis Uighur yang hidup di Provinsi Xinjiang turut terlibat dalam serangan tersebut. Sebab, insiden serangan bom pernah terjadi di perbatasan China dengan Kirgistan pada 2014 hingga menewaskan 11 orang.
Kemudian setelah itu “China Larang Umat Muslim di Xinjiang Ajari Anak-anak Pemahaman Agama” , berita ini dirilis pada (13/10/2016). Peraturan yang telah diterapkan pada 1 November itu dengan jelas menuliskan, “(dilarang) mengorganisir, memancing, atau memaksa anak-anak menghadiri aktivitas keagamaan,” tulis Xinjiang Daily, sebagaimana dikutip dari Daily Mail, Kamis (13/10/2016). Bagi yang melanggar peraturan tersebut akan dilaporkan ke polisi.
Tidak hanya sampai disitu, pada tanggal (26/04/2017) “Pemerintah China Larang Nama Bayi ‘Muhammad’” . Pelarangan ini, sebagai tanggapan atas kerusuhan di wilayah yang didominasi Muslim di Urumqi, Xinjiang. Seorang pejabat publik di Urumqi mengatakan, pihaknya menerima pemberitahuan dari pemerintah pusat bahwa semua bayi yang lahir di Xinjiang, tidak boleh memiliki nama yang terlalu religius.“Jika keluarga Anda ketahuan, Anda harus mengganti nama anak Anda,” kata pejabat yang enggan disebutkan identitasnya, seperti dikutip situs Sputniknews, Rabu 26 April 2017.
Diskriminasi pemerintah Cina terhadap muslim Uighur terus berlanjut dengan menerbitkan aturan-aturan pelarangan dalam melaksanakan ibadah bagi muslim Uighur, seperti “China Larang Etnis Muslim Uighur Pakai Jilbab dan Pelihara Jenggot” yang di publis pada (1/04/2017). juga “Muslim Uighur Dilarang Berpuasa, MUI Minta PBB Bertindak” (12/06/2017).
Setelah aturan-aturan tersebut di berlakukan, mulailah pemerintah Cina melakukan penangkapan-penangkapan terhadap muslim di Uighur, “Posting Ayat Al-Qur’an di Medsos, Muslimah Uighur Ditahan Otoritas China” berita ini di publis pada (13/05/2017). Seorang perempuan Muslim di wilayah Xinjiang ditangkap otoritas setempat. Ia ditangkap setelah memposting ayat-ayat Alquran dan materi keagamaan lainnya di media sosial.Radio Free Asia melaporkan perempuan berusia 26 tahun dari kelompok etnis Uighur itu ditahan kota Korla minggu ini atas tuduhan menyebarkan pemikiran religius ekstremis. Etnis Uighur adalah kelompok mayoritas Muslim di China barat laut itu.“Ada konten religius ekstremis yang tidak boleh Anda publikasikan ulang, dan dia mempostingnya kembali, dia segera memposting ulang hal semacam itu,” seorang pegawai di sebuah badan pengawas ekstremisme yang didukung pemerintah mengatakan kepada media seperti dikutip dari Al Araby, Sabtu (13/5/2017).
Akhir-akhir ini, berita berkaitan dengan diskriminasi terhadap muslim Uighur kembali mencuat. seperti dikutib dari AlJazeera.com . Sejak April 2017, pihak berwenang China telah menahan setidaknya 800.000 dan mungkin lebih dari dua juta orang Uighur, etnis Kazakh dan anggota minoritas Muslim lainnya di “kamp pendidikan ulang,” menurut kesaksian dari pejabat Departemen Luar Negeri AS Scott Busby. sebelum Kongres pada 4 Desember.
Pemerintah Cina awalnya menyangkal adanya kamp-kamp ini. Namun, sekarang mereka telah melegalkan dan mengatakan kamp ini hanya sebuah pusat pelatihan kejuruan, pendidikan yang dimaksudkan untuk “memerangi ekstremisme” – terlepas dari fakta bahwa beberapa dari mereka yang ditangkap dilaporkan adalah dosen universitas atau pejabat Partai Komunis lainnya.
Ada yang mengatakan ini adalah salah satu krisis hak asasi manusia yang paling diabaikan di dunia .
Ilshat Hassan, seorang aktivis Uighur dan presiden Asosiasi Amerika Uyghur, dipaksa meninggalkan Cina pada tahun 2003 dan telah terpisah dari keluarganya sejak saat itu.
“Mereka [polisi] menggunakan listrik, tongkat, dan mereka menyetrum saya dua kali dalam satu interogasi,” Hassan mengenang pengalamannya yang dipantau sebagai guru di sebuah perguruan tinggi pelatihan kejuruan, dan telah ditangkap dua kali, dipukuli dan disetrum.
Karena kehilangan kontak dengan keluarganya tiga tahun lalu, saudara perempuan dan dua keponakan Hassan diduga ditangkap.
Pada Wawancara Khusus UpFront , Ilshat Hassan menceritakan kisahnya dan merefleksikan berita terbaru tentang orang-orang Uighur di China.
Mari bersama kita do’a kan saudara kita yang sedang diuji keimanan mereka oleh pemerintah mereka sendiri, Muslim Uighur. #prayforuighur
Oleh : Fairuz syaugi
Sumber : AlJazeera.com Moslemtoday.com