Moslemtoday.com : Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bib Salman telah membahas bahaya kesepakatan nuklir Iran baru-baru ini dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dalam pembicaraan itu, Pangeran Mohammed menyebut Iran memiliki agenda ekspansi untuk mengincar Makkah, lokasi berdirinya Ka’bah yang menjadi kiblat umat Muslim sedunia.
Menurut putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tersebut, untuk menjalankan agenda ekspansinya, Iran mendukung kelompok-kelompok ekstremis di Timur Tengah.
”Pangeran Mohammed bin Salman telah menekankan betapa buruk dan sangat berbahaya kesepakatan nuklir di wilayah itu dan rezim Iran radikal pada waktu singkat melakukan pencarian cara untuk memproduksi senjata nuklir,” kata sumber seperti yang dilansir dari Al-Arabiya, Jumat, (17/3/2017).
“Kesepakatan ini bisa menyebabkan (ajang adu) persenjataan yang lebih berbahaya dan berkesinambungan antara negara-negara di kawasan yang tidak akan menerima kapasitas nuklir militer Iran,” lanjut sumber tersebut.
”Iran sedang mencoba untuk mendapatkan melegitimasi dunia Islam dengan mendukung organisasi serta teroris dengan tujuan mencapai Makkah, kiblat semua umat Islam,” sambung sumber tersebut.
Menurut sebuah laporan yang disusun pihak swasta di AS atas perintah Senator Mark Kirk pada tahun 2015, Iran dilaporkan telah menghabiskan miliaran dolar untuk menggaji milisi asing di Timur Tengah.
“Anggaran pertahanan Iran berkisar antara USD14 miliar hingga USD30 miliar per tahun dan banyak uang yang masuk untuk mendanai kelompok teroris dan pemberontak di seluruh wilayah,” bunyi laporan itu.
Salah satu kelompok pemberontak yang dituduh didukung Iran adalah kelompok Houthi Yaman. Kelompok ini pada tahun lalu menargetkan Makkah dengan rudal balistik. Namun, serangan itu berhasil ditangkis oleh roket pasukan koalisi yang dipimpin Saudi.