Moslemtoday.com : Tren metaverse merambah ranah keagaamaan dan memunculkan wacana kontroversial yaitu ibadah Haji di metaverse. Karena kehebohan ini, pihak Masjidil Haram di Makkah membantahnya.
“Tidak ada inisiatif dari kami meluncurkan ‘Haji dan Umrah di metaverse’. Ini adalah sebuah pameran Hajar Aswad di sebuah museum di Makkah yang diframing keluar dari konteksnya. Media harus bertanggung jawab dalam pelaporan dan seharusnya mengambil informasi dari sumber otentik,” tulis pihak Masjidil Haram lewat akun Twitter Haramain Sharifain @hsharifain, Rabu, 9 Februari 2022.
Metaverse ibarat memindahkan dunia kita ke alam virtual. Segala hal yang kita lakukan di dunia nyata, bisa dilakukan di dunia maya melalui avatar, mulai dari urusan beli tanah virtual sampai rapat kantor. Tapi bagaimana dengan perkara ibadah?
Dilansir dari Al Arabiya, Inisiatif ini diluncurkan oleh Sheikh Dr. Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais, Presiden Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Di dunia nyata, untuk bisa menyentuh Hajar Aswad harus berebutan dengan ribuan orang lain. Bahkan, sekarang hal itu tidak bisa dilakukan karena pandemi virus Corona. Simulasi menyentuh Hajar Aswad lewat VR sama saja dengan layanan VR di sejumlah museum di dunia, bukan menggantikan pelaksanaan Haji dan Umrah di dunia nyata.
Proyek metaverse ini bernama Virtual Black Stone Initiative yang diluncurkan akhir Desember 2021. Arab Saudi meluncurkan inisiatif baru yang akan memberi pengalaman bisa menyentuh Hajar Aswad di Ka’bah secara virtual melalui teknologi Virtual Reality (VR).
There are is no such initiative “Hajj and Umrah in the metaverse” being launched.
An exhibition of the Black Stone in a museum in Makkah is being taken out of context.
Media outlets should be responsible in reporting taking information from authentic sources.— Haramain Sharifain (@hsharifain) February 8, 2022
Sumber : Detikcom, Al Arabiya