Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dikabarkan tidak punya jadwal pertemuan dengan Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) di G20 Bali.
Bocoran itu disampaikan oleh salah satu pejabat senior di lingkungan pemerintahan AS. Hubungan AS dan Saudi memang sedang menegang buntut keputusan OPEC+ yang berniat memangkas produksi minyak.
Biden akan mengambil langkah yang sangat hati-hati dalam merespons sikap Arab Saudi dalam pemangkasan produksi minyak itu. Bahkan ada kabar Biden akan melakukan pendekatan dari sisi lain kata Penasihat Gedung Putih untuk Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dikutip Aljazeera, Selasa (18/10/2022).
Kendati demikian, Sullivan memastikan belum ada perubahan atas kerja sama AS-Saudi meski evaluasi ulang sedang dilakukan.
“Presiden (Joe Biden) tidak akan bertindak gegabah. Beliau akan bertindak secara hati-hati, secara strategis, dan ini butuh waktu untuk dibahas bersama anggota dewan di kedua partai untuk duduk bersama dan membicarakan pilihan-pilihan yang tersedia,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hubungan AS-Saudi mulai memanas gara-gara rencana pemangkasan produksi minyak. Pekan lalu, negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia yang dipimpin oleh Rusia menyatakan akan mengurangi produksi menjadi hanya 2 juta barel per hari mulai November.
Langkah ini bisa dipastikan akan membuat harga minyak dunia melambung, tentunya menguntungkan Rusia yang butuh modal besar dalam melancarkan serangan ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman mengaku kaget atas tuduhan bahwa Arab Saudi memihak Rusia dalam perang melawan Ukraina setelah memutuskan untuk sepakat memangkas produksi minyak.
Menurut sang pangeran, keputusan yang diambil OPEC+ itu murni untuk kepentingan ekonomi dan tidak ada hubungannya dengan perang.
Biden sendiri sudah memperingatkan Saudi bahwa akan ada ‘konsekuensinya’ terhadap mereka yang berpihak kepada Rusia. Biden juga cemas harga BBM di AS akan semakin melambung dengan berkurangnya produksi minyak dunia.
Sumber : Detikcom