Moslemtoday.com : Akhir tahun lalu beredar berita Presiden Joko Widodo merupakan pemimpin terbaik Asia-Australia 2016. Berita itu dikutip salah satunya dari kantor berita pemerintah, Antara.
“Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat sebagai pemimpin terbaik atau paling unggul di antara para pemimpin Asia-Australia pada 2016 versi Bloomberg,” tulis Antara.
Berdasarkan data dari Bloomberg, Jokowi merupakan satu-satunya pemimpin negara yang memiliki performa positif dalam seluruh aspek yang dinilai, yaitu menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41 persen), menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02 persen skala tahun ke tahun), dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69 persen).
Republika, termasuk yang menaikkan berita ini dengan mengutip kantor berita negara. Namun setelah dicek ulang melalui naskah aslinya, Bloomberg ternyata tak menyebut presiden Jokowi terbaik.
Bloomberg menulis judul, “Who’s Had the Worst Year? How Asian Leaders Fared in 2016.” Dalam tulisan itu Bloomberg mempertanyakan siapa pemimpin negara yang mendapati mimpi buruk pada 2016, dan bagaimana mereka menjalankannya.
Pada kalimat pertama Bloomberg tak menyinggung soal siapa terbaik atau terburuk. Mereka menuliskan kondisi Asia yang relatif stabil di tengah berita Brexit dan kemenangan Donald Trump dalam pilpres AS. Kendati begitu, setiap pemerintah memiliki cobaan masing-masing pada 2016.
Bloomberg menuliskan sejumlah performa pemimpin dunia berdasarkan ukuran ekonomi negara. Tidak disebut terbaik atau terburuk.
Mereka yang masuk dalam daftar Bloomberg yakni Presiden Cina Xi Jinping, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye, Perdana Menteri Australia Malcilm Turnbull, Presiden Joko Widodo, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
“Joko Widodo menegaskan otoritasnya atas politik Indonesia pada 2016. Dengan patronase campuran dan kecerdasan politik ia mengontrol lebih dari dua pertiga kursi di parlemen,” tulis Bloomberg. Jokowi, lanjut Bloomberg, juga berhasil meloloskan program pengampunan pajak pada Juni lalu untuk menolong pendanaan infrastruktur.
Bloomberg melengkapi tulisannya dengan data-data dari nilai tukar rupiah pertumbuhan ekonomi dan tingkat penerimaan publik. Dibanding pemimpin yang lain, dari ketiga itu Jokowi masuk dalam level hijau.
Menurut data itu, tingkat rupiah masih positif 2,41 persen dan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02 persen. Sebagai pembanding mata uang Cina, Renminbi minus 6,63 persen dan pertumbuhan ekonomi 6,7 persen.
Sementara negara tetangga Malaysia nilai mata uangnnya minus 4,26 persen dan pertumbuhan ekonomi 4,3 persen. Namun melalui data itu, Bloomberg tak menyimpulkan Presiden Jokowi yang terbaik di Asia-Australia.
Tak cukup dengan cross check ke situs Bloomberg, seorang netizen Dwi Nugroho melakukan tabayun (konfirmasi) langsung ke si penulis, yakni David Tweed, terkait klaim media-media mainstream tanah air yang menyebut “Jokowi Pemimpin Terbaik se-Asia dan Australia Versi Bloomberg”.
“@davidtweed have u ever said that Joko Widodo is the best leader in Asia 4 2016 ? it’s rummoured here in Indonesia,” tanya Dwi Nugroho melalui akun twitternya @dwinugr95989941.
Apakah Anda menyatakan (dalam tulisan tersebut -disertakan linknya) bahwa Joko Widodo adalah Pemimpin Terbaik di Asia untuk tahun 2016?
Yang dijawab oleh @davidtweed dengan jelas: “NO”.
@davidtweed https://t.co/7VK1OsJ1rm have u ever said that Joko Widodo is the best leader in Asia 4 2016 ? it’s rummoured here in Indonesia
— dwinugroho (@dwinugr95989941) January 1, 2017
— David Tweed (@DavidTweed) January 2, 2017
Sumber : Republika | Bloomberg | Twitter : David Tweed

Klik : WA Grup & Telegram Channel
