Moslemtoday.com : Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengecam negara-negara Barat karena gagal menunjukkan solidaritas terhadap Turki ketika ada upaya kudeta terhadap Turki pada 2016 silam, tetapi juga menegaskan kembali keinginan Ankara untuk menormalkan hubungan Turki dengan Uni Eropa sebagai mitra yang strategis.
“Turki membutuhkan Uni Eropa dan Uni Eropa juga membutuhkan Turki. Kami sadar akan hal ini, tetapi beberapa negara Eropa, sayangnya tidak melihat fakta-fakta ini,” ungkap Cavusoglu dalam sebuah wawancara ekslusif dengan DW Internasional, seperti dikutip dari media Turki, Daily Sabah, Kamis, (31/5/2018).
Cavusoglu mengkritik beberapa negara anggota Uni Eropa karena menghalangi proses keanggotaan Turki bergabung dengan blok Eropa tersebut. Namun Cavosoglu tidak menyebutkan nama negara-negara yang dimaksud.
“Hanya beberapa negara di Uni Eropa yang benar-benar menentang keanggotaan Turki. Sebagian besar negara anggota sebenarnya mendukung keanggotaan Turki di Uni Eropa,” tambah Cavusoglu.
Hubungan antara Turki dan Eropa telah tegang sejak upaya kudeta yang gagal pada tahun 2016. Turki mengecam keras Uni Eropa karena tidak menunjukkan solidaritasnya dengan pemerintahan Turki saat upaya kudeta yang gagal tersebut.
Cavusoglu mengatakan bahwa dia kecewa dengan sikap beberapa rekannya di Barat pada malam kudeta tersebut. “Banyak menteri malam itu benar-benar menanyai saya. Pukul 3:00 pagi bagaimana Turki akan memperlakukan para pelaku kudeta ini. Mereka tidak sama sekali tidak megecam aksi kudeta ini,” ungkap Cavusoglu.
“Mengapa tidak ada yang datang mengunjungi kami setelah kudeta tersebut berhasil digagalkan” tanya Cavusoglu.
Menteri luar negeri Turki tersebut mengkritik beberapa negara Eropa karena memberikan status suaka kepada komplotan kudeta yang melarikan diri dari negara itu setelah aksi kudeta berhasil digagalkan. (DH/MTD)
Sumber : Daily Sabah | Redaktur : Hermanto Deli
Copyright © 1439 Hjr. (2018) – Moslemtoday.c