Dianjurkannya Berpuasa pada 9 Hari Awal Bulan Dzulhijjah

1546

Moslemtoday.com : Sebagian berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa dari tanggal 1 Dzulhijjah sampai tanggal 9 Dzulhijjah secara berurutan, mereka berdalih dan berdalil bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mengerjakannya dan menganjurkannya kecuali tanggal 9 Dzulhijjahnya yaitu hari Arafah. Benarkah demikian??

Terdapat dalil shahih yang menunjukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melakukan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah . Sebagaimana diceritakan dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, …” (HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. (Latho-if Al Ma’arif, hal. 459)

Dalil-dalil yang menunjukkan akan penguatan pendapat di atas adalah:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ ». فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».

Artinya: Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiada hari-hari, amal shalih di dalamnya lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini”. yakni 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah, mereka (para shahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah, dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya)?”, beliau bersabda: “Dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya), kecuali seseorang yang berjuang dengan dirinya dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan apapun”. HR. Bukhari.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ :« مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ أَعْظَمَ أَجْراً مِنْ خَيْرٍ تَعْمَلُهُ فِى عَشْرِ الأَضْحَى ». قِيلَ : وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ. قَالَ :« وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ». قَالَ : وَكَانَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ إِذَا دَخَلَ أَيَّامُ الْعَشْرِ اجْتَهَدَ اجْتِهَاداً شَدِيداً حَتَّى مَا يَكَادُ يَقْدِرُ عَلَيْهِ.

Artinya: Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiada dari amalan lebih suci di sisi Allah Azza wa Jalla dan lebih besar pahalanya dari sebuah kebaikan yang kamu kerjakan pada sepuluh hari pertama”, beliau ditanya: “Dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya)?”, beliau bersabda: “Dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya), kecuali seseorang yang berjuang dengan dirinya dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan apapun”. Beliau berkata: “ Sa’id bin Jibair jika memasuki sepuluh hari pertama Dzulhijjah, sangat bersungguh-sungguh sekali samapi-sampai tidak ada yang mampu sepertinya.” HR. Ad Darimi dan dihasankan oleh Al Albani di dalam kitab IRwa Al Ghalil, no. 890.

Penjelasan para ulama terhadap hadits-hadits di atas:

Ibnu Hazm berkata:

(( ونستحب صيام أيام العشر من ذي الحجة قبل النحر ، لما حدثنا . . . – ، وذكر الحديث ، ثم قال -: قال أبو محمد : وهو عشر ذي الحجة ، والصوم عمل بر ، فصوم عرفة يدخل فيه أيضا )) .

“Dan kami menganjurkan berpuasa pada sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah sebelum hari Idul Adha…”, kemudian beliau menyebutkan hadits, lalu berkata: “berkata Abu Muhammad:Ia adalah sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah dan berpuasa adalah amal baik dan puasa hari Arafah masuk di dalamnya juga.” Lihat kitab Al Muhalla, 7/19.

Berkata Ibnu Rajab rahimahullah:

(( وقد دل حديث ابن عباس على مضاعفة جميع الأعمال الصالحة في العشر من غير استثناء شيء منها )) .

“Dan hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma telah menunjukkan atas pelipatan pahala seluruh amal-amal shalih pada sepuluh hari pertama tanpa pengecualian darinya sedikitpun.” Lihat kitab Lathaif Al Ma’arif, hal. 460.

Berkata Ibnu Hajar rahimahullah:

(( واستدل به – يعني بحديث ابن عباس – على فضل صيام عشر ذي الحجة ، لاندراج الصوم في العمل )) .

“Dan dijadikan dalil dengannya yaitu hadits Abdullah bin Abbas atas keutamaan berpuasa sepuluh hari pertama Dzulhijjah, karean berpuasa masuk dalam amal.” Lihat kitab Fath Al Bary, 2/534.

Berkata Asy Syaukany rahimahullah:

(( وقد تقدم في كتاب العيدين أحاديث تدل على فضيلة العمل في عشر ذي الحجة على العموم ، والصوم مندرج تحتها )) .

“Dan telah lewat di dalam kitab Al ‘Idain hadits-hadits yang menunjukkan atas keutamaan beramal di dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah secara umum, dan puasa masuk di bawahnya.” Lihat kitab Nail Al Awthar, 5/347. (P. Akbar)

comments

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com,
Klik : WA Grup & Telegram Channel


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here