Moslemtoday.com : Iran telah membentuk pasukan khusus “Laskar Militer Syiah” yang dirancang khusus untuk memerangi negara-negara Arab dan akan merekrut sebanyak-banyaknya Muslim Syiah non Iran dari berbagai tempat di kawasan itu. Demikian sebagaimana dilansir dari VOA News, Rabu, (31/8/2016).
Iran Nyatakan Perang dan Tanggapan Negara Teluk
Dengan membentuk pasukan sektarian, Teheran menyatakan perang terhadap negara-negara tetangga – seperti negara-negara yang didominasi Sunni seperti Arab Saudi yang telah lama berselisih dengan rezim Iran karena agama dan politik.
“Ini adalah sebuah pengumuman bahwa mereka pada dasarnya menyatakan bahwa mereka akan terus menggunakan pejuang asing untuk menyebarkan kekerasan sektarian, ekstremisme dan terorisme di seluruh wilayah,” kata Abdulrazaq VOA dalam sebuah wawancara telepon.
Dewan Koordinasi Negara-negara Teluk (GCC), yang dipimpin oleh Arab Saudi, menuduh Iran menghasut kekerasan sektarian dan konflik di wilayah tersebut, terbukti pada dukungan Iran terhadap pemberontak Syiah Houthi di Yaman. Namun Arab Saudi belum berkomentar secara terbuka terhadap langkah Iran ini.
Iran juga telah memperluas pengaruhnya dalam perang Suriah, di mana Iran dan Sekutunya Hizbullah Lebanon telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Iran juga telah mengirim ribuan warga Afghanistan yang tinggal di Iran ke garis depan Suriah dan telah merekrut warga Pakistan sebagai pejuang. Demikian sebagaimana dikutip dari VOA News.
“Arab Saudi dan negara-negara Sunni di kawasan teluk sepenuhnya telah menyadari agenda luar negeri Iran ini,” kata Abdulrazaq kepada VOA. “Negara-negara GCC tidak akan terkejut dengan pengumuman ini. Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang lebih dari apa yang mereka sudah lakukan untuk melawan ambisi regional Iran.”
Dalam wawancara dengan kantor berita Mashregh, Mohammad Ali Falaki, seorang pemimpin pasukan elit Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan fokus pasukan baru itu akan berpusat di tiga garis depan Yaman, Suriah dan Irak.
Ia mengatakan IRGC sudah memimpin pasukan yang didominasi Suriah yang terdiri dari para pejuang asal Pakistan, Irak, Suriah dan Lebanon.
“Pasukan dalam laskar ini tidak hanya warga Iran. Di manapun ada pertempuran, kami mengorganisir dan merekrut warga setempat di daerah itu” kata Falaki, seorang veteran pekerja Iran-Irak yang pensiun tapi kemudian kembali memimpin pasukan pimpinan Iran di Suriah.
Pernyataan Perang Iran dan Tanggapan Analis Timur Tengah
Para analis mengatakan peluncuran “Laskar Pembebasan Syiah Bersatu” menandakan bahwa Iran ingin memperluas peran politik dan militernya dalam konflik sektarian di Timur Tengah.
“Menggunakan nama sektarian Syiah sebagai nama laskar baru itu akan meningkatkan ketegangan sektarian di kawasan itu,” kata Talha Abdulrazaq, peneliti Lembaga Strategi dan Keamanan Universitas Exeter kepada VOA melalui sambungan telepon.
“Iran menunjukkan dirinya sebagai kekuatan regional bahkan imperialis”.
[…] Dengan membentuk pasukan sektarian, Teheran menyatakan perang terhadap negara-negara tetangga – seperti negara-negara yang didominasi Sunni seperti Arab Saudi yang telah lama berselisih dengan rezim Iran karena agama dan politik. “Ini adalah sebuah pengumuman bahwa mereka pada dasarnya menyatakan bahwa mereka akan terus menggunakan pejuang asing untuk menyebarkan kekerasan sektarian, ekstremisme dan terorisme di seluruh wilayah,” kata Abdulrazaq VOA dalam sebuah wawancara telepon. Dewan Koordinasi Negara-negara Teluk (GCC), yang dipimpin oleh Arab Saudi, menuduh Iran menghasut kekerasan sektarian dan konflik di wilayah tersebut, terbukti pada dukungan Iran terhadap pemberontak Syiah Houthi di Yaman. Namun Arab Saudi belum berkomentar secara terbuka terhadap langkah Iran ini. Iran juga telah memperluas pengaruhnya dalam perang Suriah, di mana Iran dan Sekutunya Hizbullah Lebanon telah berjuang selama bertahun-tahun untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad. Iran juga telah mengirim ribuan warga Afghanistan yang tinggal di Iran ke garis depan Suriah dan telah merekrut warga Pakistan sebagai pejuang. Demikian sebagaimana dikutip dari VOA News. “Arab Saudi dan negara-negara Sunni di kawasan teluk sepenuhnya telah menyadari agenda luar negeri Iran ini,” kata Abdulrazaq kepada VOA. “Negara-negara GCC tidak akan terkejut dengan pengumuman ini. Mereka tidak akan melakukan sesuatu yang lebih dari apa yang mereka sudah lakukan untuk melawan ambisi regional Iran.” Dalam wawancara dengan kantor berita Mashregh, Mohammad Ali Falaki, seorang pemimpin pasukan elit Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan fokus pasukan baru itu akan berpusat di tiga garis depan Yaman, Suriah dan Irak. Ia mengatakan IRGC sudah memimpin pasukan yang didominasi Suriah yang terdiri dari para pejuang asal Pakistan, Irak, Suriah dan Lebanon. “Pasukan dalam laskar ini tidak hanya warga Iran. Di manapun ada pertempuran, kami mengorganisir dan merekrut warga setempat di daerah itu” kata Falaki, seorang veteran pekerja Iran-Irak yang pensiun tapi kemudian kembali memimpin pasukan pimpinan Iran di Suriah. Pernyataan Perang Iran dan Tanggapan Analis Timur Tengah Para analis mengatakan peluncuran “Laskar Pembebasan Syiah Bersatu” menandakan bahwa Iran ingin memperluas peran politik dan militernya dalam konflik sektarian di Timur Tengah. “Menggunakan nama sektarian Syiah sebagai nama laskar baru itu akan meningkatkan ketegangan sektarian di kawasan itu,” kata Talha Abdulrazaq, peneliti Lembaga Strategi dan Keamanan Universitas Exeter kepada VOA melalui sambungan telepon. “Iran menunjukkan dirinya sebagai kekuatan regional bahkan imperialis”. Sumber : VOA | Aljazeera | Moslem Today […]