Moslemtoday.com : Iran mengatakan Rusia tidak lagi menggunakan salah satu pangkalan udaranya untuk melancarkan serangan terhadap sasaran di Suriah, namun Amerika Serikat mengatakan tidak jelas apakah penggunaan pangkalan itu oleh Rusia telah benar-benar berhenti.
“Itu adalah misi khusus dan resmi, dan telah selesai untuk saat ini,” Bahram Ghasemi, juru bicara kementerian luar negeri Iran, mengatakan kepada wartawan di Teheran, Sebagaimana dilansir dari Aljazeera, Selasa (23/08/2016).
Ghasemi membuka kemungkinan Rusia memanfaatkan basis Hamedan di masa depan, mengatakan hal itu akan tergantung pada “situasi di wilayah tersebut, dan sesuai izin kami.”
Levan Dzhagaryan, duta besar Rusia untuk Teheran, mengatakan bahwa semua pesawat Rusia telah meninggalkan Hamedan, tetapi menambahkan bahwa Rusia mungkin akan kembali menggunakan pangkalan tersebut di masa depan.
“Tidak ada alasan untuk khawatir. Jika para pemimpin kedua negara menganggap perlu dan mencapai perjanjian yang relevan, masalah seperti apa yang ada?” Dzhagaryan mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax, Senin.
“Untuk saat ini, tidak ada (armada Rusia) yang tersisa di pangkalan udara Hamedan,” tambahnya.
Republik Syiah Iran dan Rusia adalah pendukung utama rezim Nushairiyah Bashar al-Assad dalam di Suriah.
Reporter Al Jazeera Rory Challands, melaporkan dari Moskow, mengatakan tanda-tanda memburuknya kesepakatan muncul terlambat pada hari Ahad (21/08/2016) ketika Hossein Dehghan, menteri pertahanan Iran, mengatakan bahwa Rusia seharusnya lebih tenang dan mengkritik Moskow karena “pamer” mempublikasikan operasi militernya.
Challands juga mengatakan “perpecahan politik dalam kepemimpinan Iran” bisa menjadi alasan sebenarnya di balik berakhirnya operasi.
“Tentu ada suara di Teheran yang mengatakan bahwa operasi ini mungkin anti-konstitusional. Bahwa Iran seharusnya tidak memperbolehkan kekuatan asing menggunakan pangkalan udaranya.”
Kemudian pada hari Senin, para pejabat AS mengatakan tidak jelas apakah Rusia telah benar-benar berhenti menggunakan pangkalan militer tersebut atau hanya kamuflase saja.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Mark Toner mengatakan bahwa Washington memonitor kerjasama antara Rusia dan Iran dan bahwa, “Tidak jelas … apakah penggunaan pangkalan udara (Moskow) oleh mereka ini secara definitif telah berhenti.”
Penerbangan dari wilayah Iran yang dimulai pada 16 Agustus, secara signifikan memperpendek jarak penerbangan bagi pesawat tempur Rusia dan memungkinkan mereka meningkatkan daya tembak.
Rusia mengatakan telah menyerang sasaran faksi-faksi perlawanan di Suriah sepertiJabhat Fath al-Syam, yang sebelumnya dikenal sebagai Jabhah Nusrah, di Aleppo, Idlib dan Deir Az Zor.
Teheran mengirim ribuan tentara Garda Revolusi dan milisi Syiah Internasional yang berperang untuk rezim Assad di darat, sementara Rusia memberikan bantuan serangan udara.
Namun aktivis di Suriah melaporkan bahwa Rusia dan Iran membantu rezim Assad dalam menargetkan lingkungan pemukiman dan infrastruktur sipil.
Kelompok pemantau memperkirakan bahwa lebih dari 470.000 warga Suriah telah tewas dan jutaan lainnya telah mengungsi.