Moslemtoday.com : Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennet, Rabu (9/11/2016), mengatakan, ide pendirian negara Palestina berakhir seiring terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.
“Kemenangan Trump adalah kesempatan bagi Israel untuk mengakhiri keberadaan negara Palestina di tengah negeri ini yang membahayakan keamanan kami,” ujar Bennett yang merupakan ketua partai garis keras Partai Rumah Yahudi.
“Ini adalah posisi presiden terpilih… era negara Palestina sudah berakhir,” ujar Bennett.
Sementara itu, Menteri Kehakiman Ayelet Shaked, juga dari Partai Rumah Yahudi, menyerukan agar Trump memenuhi janjinya memindahkan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Jerusalem.
Berita Terkait :
- Jika Terpilih Jadi Presiden, Donald Trump Janjikan Yerusalem Menjadi Ibukota Abadi Israel
- Donald Trump akan Bentuk Komisi Islam Radikal jika jadi Presiden
- PM Israel Berharap Obama Tak Dorong Pembentukan Negara Palestina
Pemindahan Kedubes itu sebagai tanda bahwa Trump akan mendobrak kebijakan yang dibuat pendahulunya baik dari Partai Republik maupun Demokrat.
Seruan pemindahan Kedutaan Besar itu juga disuarakan Wakil Menteri Luar Negeri Tzipi Hotovely dan Wali Kota Jerusalem Nir Barkat.
Status Jerusalem adalah satu dari beberapa isu sulit dalam penyelesaian konflik Israel dan Palestina. Bangsa Palestina melihat Jerusalem sebagai ibu kota negeri Palestina. Sementara itu, Israel memandang Jerusalem adalah satu kota yang utuh tak terpisahkan dari Israel.
Pada masa kampanye, Donald Trump sudah menyatakan bakal mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel jika terpilih menjadi presiden.
Sumber : Independent | Weblink : http://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/trump-victory-israel-far-right-comment-end-of-palestine-state-a7407231.html