Moslemtoday.com : Para aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa militer Israel dan perusahaan pertahanan mengeksploitasi protes di Jalur Gaza sebagai tempat untuk menguji dan mempromosikan senjata dan teknologi baru yang dimilikinya, seperti : drone, senapan sniper dan pagar pembatas.
“Industri militer Israel mengeksploitasi pendudukan Palestina dan khususnya pengepungan di Gaza sebagai arena uji-coba pertempuran, berinvestasi, dan inovasi teknologi militer untuk kemudian dipasarkan ke komunitas internasional,” kata laporan terbaru yang ditulis oleh kelompok hak asasi manusia ‘Hamushim’, yang mengkampanyekan menentang pendudukan Israel atas Palestina, seperti dilansir dari RT, Jumat, (6/7/2018).
“Industri pertahanan Israel memiliki sejarah pemasaran produknya setelah bentrokan dengan warga Palestina,” kata laporan itu. Konflik berdarah Israel-Gaza pada tahun 2014 membantu perusahaan untuk menjual drone Hermes 900 Kochav, shell tank Hatzav next-generation, dan bom pintar MPR500.
“Bentrokan dengan Palestina memberikan kesempatan bagi Israel untuk menguji teknologi terbarunya. Model-model ini dirancang khusus untuk polisi perbatasan sebagai alat pembubaran massa yang membombardir para pengunjuk rasa dengan cairan berbau busuk dan sangat lengket,” ungkap laporan tersebut.
Laporan itu menegaskan bahwa protes Gaza telah menjadi ajang uji coba bagi penembak jitu untuk menekan para pengunjuk rasa. “Jalur Gaza telah menjadi ruang pamer bagi perusahaan, karena pelanggan mereka menghargai bahwa produk tersebut sudah diuji dalam perang.”
Gelombang protes terbaru Palestina telah berkecamuk di Jalur Gaza sejak 30 Maret lalu. Bentrokan dengan Pasukan Israel menyebabkan lebih dari ratusan warga Palestina tewas. Majelis Umum PBB dan sejumlah pengawas hak asasi manusia mengecam Israel atas penggunaan kekerasan terhadap warga Palestina. (DH/MTD)
Sumber : RT | Redaktur : Hermanto Deli
Copyright © 1439 Hjr. (2018) – Moslemtoday.com