May Day dan Nasib Pekerja Media Dakwah

556

May Day dan Nasib Pekerja Media Dakwah
Oleh: Budi Marta Saudin 

Hari ini, 1 Mei, dikenal dengan May Day. Seperti biasa, puluhan ribu buruh turun ke jalan untuk menuntut kepada pemerintah agar mendapatkan gaji yang layak. 

Situs berita dan akun media sosial diwarnai dengan informasi sejumlah aksi ini. Seperti yang saya ss dibawah ini; akun instagram aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Solo. Akun tersebut memposting sebuah poster bertuliskan; “UPAH LAYAK PEKERJA MEDIA”…

Pekerja media ini sangat menarik untuk dibahas. Walau bagaimanapun, pekerja media termasuk bagian dari buruh. Meskipun, sebutan bagi pekerja media kelihatan lebih mentereng; wartawan.

Sejak kemarin, beberapa kawan pekerja media mengusulkan untuk turun dalan aksi may Day ini; sebagai wujud dari solidaritas dan upaya untuk mengusahakan agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengusulkan, untuk profesi wartawan, tahun 2018 ini, gaji terendah minimal Rp. 7,96 juta. Sedangkan rilis dari Forum Jurnalis Muslim (FORJIM) tahun 2018, gaji bagi wartawan pemula adalah Rp. 6,9 juta. Rekomendasi ini dikeluarkan, mengingat dengan timbal balik profesi wartawan yang tidak bisa dipandang dengan sebelah mata.

Nasib Pekerja Media Dakwah

Pekerja media dakwah, entah itu offline maupun online, masih banyak yang mendapatkan upah kurang layak. Jangankan sampai berjuta-juta, kadang standar UMR pun dianggap sudah luar biasa.

Pekerja media dakwah, mereka bekerja bukan hanya sekedar bekerja, tetapi terbersit dalam dadanya ada unsur ibadah. Bagi mereka, menulis dan mencari berita bukan semata menjalankan rutinitas biasa, tetapi ada unsur lillahi ta’ala.

Idealnya, pekerja media dakwah pun mendapatkan upah yang layak. Karena bagaimanapun, mereka punya keluarga yang harus diberi nafkah. Ada anak yang harus ditanggung biaya sekolah dan kuliahnya.

Perusahaan media yang bercorak dakwah selama ini mendapatkan dana dari para donatur. Meskipun ada sebagian pemasukan dari iklan, tetapi jumlahnya tak seberapa. Para pengiklan lebih memilih memajang produknya di media mainstream, dengan hitungan matematis media mainstream lebih banyak peminatnya ketimbang media dakwah.

Bagaimana minta naik gaji, sedangkan pemasukan perusahaan setiap bulan pun pas-pasan, bahkan kadang minus.

Sebagi penutup, saya kutip sebuah status facebook pemimpin redaksi kiblat.net, Fajar Sadikov, hari ini:

“Dari sudut kota Kembang, Sadikov Corporation mengucapkan selamat hari buruh sedunia, karena kita semua adalah buruh yang berharap upah pahala dari Sang Maha Pencipta Semesta.#MayDay“.

Oleh : Ustadz Budi Marta Saudin

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel

comments

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here