
Bertindak sebagai Inspektur upacara, Agus Setiawan selaku Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Padang Panjang, Batipuh, X Koto (Pabasko). Dalam amanatnya menyampaikan arti penting Kemerdekaan Indonesia, yang semestinya diisi dengan perjuangan sesuai dengan porsi dan posisi masing-masing.
“Kemerdekaan adalah perjuangan bukan hadiah. Maka dari itulah kita mesti berjuang sesuai dengan porsi dan posisi kita masing-masing. Bagi santri-santri, perjuangan adalah melalui proses mengembangkan diri dalam tiga hal, yakninya ilmu pengetahuan, agama dan keterampilan. Belajarlah dengan tekun, karena ilmu pengetahuan adalah senjata yang akan membebaskan kita dari kebodohan,” ujarnya.
Selain itu, Agus Setiawan juga menyoroti nilai-nilai agama sebagai landasan kuat dalam mengisi kemerdekaan dengan makna yang lebih dalam. Pesantren Kauman diharapkan mampu melahirkan intelektual-intelektual Minang yang tidak hanya cerdas secara akademis, namun juga memiliki pemahaman mendalam tentang agama dan etika, sehingga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan bangsa, seperti telah dicontohkan oleh tokoh-tokoh besar Nasional seperti Buya Hamka, M. Nasir, dan Bung Hatta.
“Howard Gardner menjelaskan tentang Multiple Intelligences. Setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing. Ada yang memiliki kecerdasan verbal-lingustik , kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial , kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik dan lain – lain,” tambahnya.
Agus juga menekankan dengan semangat perjuangan dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kemerdekaan dan agama, Pondok Pesantren Kauman diharapkan melahirkan generasi penerus tangguh, berintegritas, dan siap menjawab tantangan masa depan, serta mampu menjaga dan memajukan bangsa Indonesia dengan penuh dedikasi dan cinta tanah air.
Hadir dalam kesempatan itu, Mudir Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah, Derliana menyebutkan bahwa saat ini ada 100 santri Pontren Kauman yang ikut serta upacara bendera bersama Pemerintahan kota Padang Panjang. Alasan kenapa Pondok Pesantren juga melaksanakan upacara karena ingin menguatkan kepada diri santri agar lebih mampu memaknai arti perjuangan.
“Sesuai dengan permintaan panitia penyelenggara Upacara 17 Agustus, kita telah mengutus 100 orang santri kita untuk ikut upacara bendera di lapangan Khatib Sulaiman Bancah Laweh. Selebihnya mereka melaksanakan upacara di komplek Kauman, agar nilai-nilai perjuangan kemerdekan sama-sama didapatkan oleh santri Kauman,” tuturnya.
Ditambahkannya bahwa santri Kauman mesti memahami hakikat kemerdekaan dan kebebesan. Ia menjelaskan bahwa kemerdekaan pada dasarnya tidak sama dengan kebebasan. Kemerdekaan tidak memiliki arti jika perilaku kebanyakan masyarakat masih menindas hak orang lain.
“Sebagai santri, mereka harus memahami apa arti merdeka kalau tidak bisa antre mengambil makanan, uang jajan dan merampas hak orang lain. Apa arti merdeka kalau berhentinya pada zebra cross. Apa arti merdeka jika membuang sampah sembarangan. Jadi kemerdekaan bukanlah kebebasan,” jelasnya.
Dilanjutkannya bahwa santri Kauman yang berkemajuan mesti mampu meresapi nilai-nilai dalam prosesi upacara bendera. Tidak sekedar mengikuti, namun dituntut paham makna pada tahapan upacara bendera. Dengan begitu semangat kebangsaan dan cinta tanah air akan tertanam kuat bagi pribadi santri. (JE Darwis)



Klik : WA Grup & Telegram Channel