Moslemtoday.com : PM Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan bahwa Malaysia akan terus menduduki pulau-pulau di Laut China Selatan yang telah menjadi sengketa teritorial beberapa dekade di wilayah tersebut antara China, Malaysia, Indonesia, Brunei, Filipina, Taiwan, dan Vietnam.
“China mengklaim bahwa Laut China Selatan adalah milik mereka, tetapi pulau-pulau itu selalu dianggap sebagai milik kita sejak lama. Jadi kami akan terus mempertahankannya,” ungkap PM Mahathir, seperti dilansir dari The Straitstimes, Kamis, (21/6/2018).
“Ada bebatuan tertentu yang telah kami kembangkan menjadi pulau. Dan kami berharap bahwa kami akan tetap berada di pulau-pulau itu, karena itu adalah bagian dari menjaga laut kami aman dari bajak laut dan yang lainnya,” tambah PM Mahathir.
Malaysia memiliki klaim yang bertentangan dengan China yang mengklaim hampir seluruh wilayah di Laut Cina Selatan adalah miliknya.
Bulan lalu, China mengirim kapal perang ke pulau-pulau yang disengketakan tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari latihan, yang memicu kekhawatiran dari Vietnam dan Filipina.
Ketegangan meningkat ketika Amerika Serikat juga mengirim kapal perang ke wilayah tersebut sebagai bagian dari latihan “kebebasan navigasi”.
PM Mahathir menyarankan bahwa satu cara untuk menjaga perdamaian di Laut Cina Selatan adalah agar patroli di perairan menggunakan perahu kecil bukan kapal perang. “Saya pikir seharusnya tidak terlalu banyak kapal perang disini. Kapal perang menciptakan ketegangan,” kata PM Mahathir.
“Suatu hari nanti, seseorang mungkin membuat beberapa kesalahan dan akan ada perkelahian, beberapa kapal akan hilang, dan mungkin ada perang. Kami tidak menginginkan hal itu terjadi,” ujar PM Mahathir.
Ketika ditanya siapa yang harus terlibat dalam patroli ini, PM Mahathir mengatakan bahwa negara-negara dari ASEAN lebih berhak karena seluruh laut dikelilingi oleh negara-negara anggota ASEAN.
PM Mahathir menyebut Selat Malaka yang sempit yang terletak antara Indonesia dan Malaysia layak menjadi contoh untuk kasus Laut China Selatan. “Kami tidak pernah menghentikan kapal-kapal yang lewat disana. Mereka disambut meskipun antara Malaysia dan Indonesia. Kami bisa saja menamai Selat Malaka ini “Lautnya Malaysia-Indonesia”, tapi kami tidak,” ujar PM Mahathir.
“Kami ingin Selat Malaka terus terbuka karena bagus untuk perdagangan. Laut China Selatan juga bagus untuk negara-negara perdagangan,” tambah PM Mahathir. (DH/MTD)
Sumber : The Straitstimes | Redaktur : Hermanto Deli
Copyright © 1439 Hjr. (2018) – Moslemtoday.com