Moslemtoday.com : Presiden Recep Tayyip Erdogan mengkritik diskriminasi terhadap wanita Muslim di negara-negara Uni Eropa yang melarang penggunaan jilbab secara bertahap di ruang publik. Erdogan menilai pelarangan itu sebagai trik untuk melarang wanita Muslim memasuki kehidupan sosial.
Pernyataan Erdogan disampaikan dalam acara kewirausahaan wanita yang diadakan di Dewan Penasehat Wanita Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di kompleks Istana Kepresidenan di Ankara.
“Upaya diskriminasi terhadap wanita Muslim di negara-negara Uni Eropa telah menyebar bagaikan virus,” kata Erdogan, seperti dilansir dari Daily Sabah, Sabtu, (11/11/2017).
“Saat ini, sebagian besar negara Uni Eropa secara aktif membatasi perempuan Muslim untuk tidak bekerja dan membatasi mendapatkan akses terhadap pendidikan. Mereka mengajarkan kita tentang hak asasi manusia, sayangnya kita bertepuk sebelah tangan karena hak asasi manusia yang paling dasar diinjak-injak di negara mereka,” tegas Erdogan.
Erdogan juga mengatakan bahwa Turki telah menyediakan USD 30 miliar untuk pengungsi dari Suriah dan Irak. Sedangkan Uni Eropa telah berjanji untuk memberikan 6 miliar euro untuk para pengungsi, namun mereka hanya memberi 800 juta euro saja sejauh ini.
“Karena negara maju mencari kedamaian dan kenyamanan dengan kebijakan keamanan yang ketat di balik tembok tinggi, Turki telah menerima jutaan orang terlepas dari etnis, agama, bahasa dan sekte mereka,” ungkap Presiden Erdogan. (DH/MTD)