Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa keamanan serta mutu obat-obatan merupakan tanggungjawab industri farmasi.
Inspektur Utama BPOM Elin Herlina mengklaim bahwa pihaknya tak menyerahkan pengawasan kualitas obat kepada pihak industri, melainkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa hal itu menjadi kewenangan industri farmasi.
“Kenapa di shifting ke industri farmasi ini adalah sesuai dengan ketentuannya yang bertanggungjawab terhadap keamanan, mutu dan khasiat obat itu adalah industri farmasi,” kata Elin dalam konferensi pers di Gedung Adhyatma Kemenkes, Jakarta Selatan, Jumat (21/10/2022).
Ia menambahkan, berdasarkan ketentuan yang berlaku, industri farmasi juga bertanggungjawab melakukan penjaminan melalui pengujian obat-obatan.
Guna mempercepat proses penelusuran obat-obatan yang mengandung etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), kata dia, BPOM menginformasikan kepada industri farmasi untuk melakukan pengujian bahan baku. Hasil pengujian tersebut, kemudian dilaporkan kepada BPOM.
“Ini bukan shifting tetapi memang tugasnya,” ujarnya.
Elin membantah terdapat perubahan bahan baku dalam deretan temuan obat yang dikonsumsi pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia. Ia mengklaim BPOM selalu melakukan penilaian terhadap bahan bahan baku obat yang digunakan perusahaan farmasi.
“Dari ketentuannya bahwa setiap industri farmasi wajib melaporkan kepada BPOM setiap akan melakukan bahan baku jadi perubahan bahan baku diajukan terlebih dahulu,” tandasnya.
Terbaru, total kumulatif kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 241 orang per Selasa (18/10). Dari ratusan kasus itu, 133 orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Diduga, gagal ginjal akut itu disebabkan oleh dua senyawa berbahaya yakni etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG). BPOM baru mengungkapkan ada lima obat sirup yang berbahaya karena mengandung senyawa etilen glikol (EG) yang melebihi ambang batas.
Hal itu teridentifikasi setelah BPOM melakukan pengujian terhadap dugaan cemaran EG dan DEG dalam sirup obat. Pengujian dilakukan menyusul merebaknya kasus gagal ginjal akut.
Sumber : CNNIndonesia.com