Moslemtoday.com : Saat pertempuran makin berkecamuk di pelabuhan strategis Al-Hudaydah antara pasukan Koalisi Arab melawan kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran, pertanyaan-pertanyaan kunci seputar konflik tersebut bermunculan, terutama dalam hal komponen regional dan internasional.
Akankah Iran dan Houthi akan menyerang Dubai, setelah ratusan kali rudal Balistik Houthi gagal menargetkan kota Riyadh, Arab Saudi?
Analisis dominan di kubu pro-Saudi adalah bahwa menguasai kembali pelabuhan Al-Hudaydah merupakan titik balik utama dalam perang Yaman, dimana posisi Houthi semakin terdesak.
Tetapi bahkan jika Al-Hudaydah berhasil direbut oleh Koalisi Arab pimpinan Saudi-UEA, hal itu tidak mungkin untuk mengakhiri perang dengan cepat. Situasi di lapangan semakin jelas dalam hal fragmentasi yang semakin mendalam di sepanjang titik-titik ketegangan dan gaya sentrifugal.
Namun, sejauh dimensi regional dari konflik yang bersangkutan, lepasnya Al-Hudaydah kepada Koalisi Arab akan menjadi tantangan terbesar bagi Iran. Iran adalah pendukung utama kelompok pemberontak Houthi, dan memandang Perang Yaman sebagai arena penting dalam tujuannya yang lebih luas untuk melawan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Ketika tekanan meningkat terhadap Houthi. Iran disebut akan meningkatkan tindakan ofensifnya dengan maksud untuk menghalangi koalisi Arab untuk merebut kembali ibukota Sanaa, Yaman.
Sampai saat ini, satu-satunya kekuatan yang dimiliki Houthi berpusat pada rudal balistik yang didukung lansung oleh Iran. Rudal jarak menengah telah ditembakkan ratusan kali ke ibukota Riyadh, namun sistem pertahanan udara Arab Saudi mampu menggagalkan serangan tersebut.
Menurut laporan PBB baru-baru ini, rudal balistik tersebut merupakan buatan Iran, tetapi Iran menolak laporan tersebut dan membantah ikut camput dalam perang Yaman. Namun keterlibatan Iran tidak dapat terbantahkan karena bukti-bukti valid menunjukkan Iran memasok rudal kepada milisi Houthi.
Serangan rudal Houthi terhadap Arab Saudi memiliki dua tujuan utama. Pertama : Houthi melancarkan serangan tersebut sebagai aksi pembalasan atas serangan Koalisi Arab terhadap basis mereka di Yaman. Kedua : Serangan itu dirancang untuk mengurangi dukungan dari publik Saudi agar mereka menuntut untuk menghentikan perang, meskipun belum ada tanda-tanda itu akan terjadi.
Mengikuti logika ini, serangan rudal Houthi disebut berpotensi akan menargetkan Dubai, Uni Emirat Arab, yang diprediksi akan menimbulkan eskalasi besar-besaran dalam perang, karena Dubai diketahui menjadi basis sekutu Arab di Timur Tengah.
Houthi beberapa kali mengeluarkan ancaman akan menyerang UEA. Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) disebut juga memberikan dukungan kepada Houthi atas ancaman tersebut. Pada bulan November tahun lalu, sebuah editorial di media Houthi menyebutkan bahwa setelah menargetkan Riyadh, Dubai adalah target berikutnya dalam serangan Houthi.
Sebuah serangan rudal balistik terhadap Dubai akan mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh dunia dan kemungkinan besar akan membuat AS dan Inggris untuk campur tangan langsung dalam perang Yaman. Skenario yang mengerikan ini menjadi peringatan akan munculnya perang lebih luas di regional Timur Tengah, dan mungkin awal dari Perang Dunia selanjutnya. (DH/MTD)
Sumber : Middle East Monitor | Redaktur : Hermanto Deli
Copyright © 1439 Hjr. (2018) – Moslemtoday.com