Moslemtoday.com : Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash mengatakan bahwa milisi Houthi menguasai ibukota Yaman, Sanaa, karena dukungan dana dari Iran, namun mereka sama tidak memiliki pengetahuan politik dalam memimpin negara.
Gargash menyebut saat ini milisi Houthi telah terang-terangan menunjukkan jati dirinya. Dengan dukungan dana dari Iran, Houthi sebagai organisasi sektarian telah melakukan penjarahan. Pilar utama Houthi adalah ketakutan dan persenjataan.
Milisi tersebut baru-baru ini telah menyerang sebuah demonstrasi kaum perempuan di ibukota Sanaa. Houthi menolak untuk mengembalikan mayat bekas Presiden Ali Abdullah Saleh yang terbunuh.
Saleh dibunuh oleh milisi Houthi yang mendapat dukungan kuat dari Iran. Saleh dibunuh saat meninggalkan ibukota Sanaa pada hari Senin. Pemimpin Houthi, Abdulmalik Al Houthi menyebut Saleh dibunuh karena telah berkhianat kepada Houthi dan balik mendukung pasukan koalisi Arab di Yaman.
Saleh, yang telah memerintah Yaman selama tiga dekade, bergabung dengan Houthis pada tahun 2014 saat mereka melakukan kudeta terhadap pemerintahan Yaman dibawah presiden Abduraboo Mansour Hadi. Houthi dibantu loyalis pro-Saleh berhasil mengambil alih pemerintahan Hadi dan menguasai ibukota Sanaa.
Namun aliansi tersebut pecah dalam sepekan terakhir, dengan puluhan orang dilaporkan tewas dalam bentrokan saat Saleh menyatakan dukungannya kepada pasukan koalisi Arab. Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa pengkhianatan Saleh terhadap kelompoknya adalah ancaman terbesar yang dihadapi Houthi. Saleh dianggap akan memberikan informasi kepada pasukan koalisi Arab. (DH/MTD)
برغم سيطرة الحوثي على العاصمة إلا أنه يعاني فقدان الغطاء السياسي في المرحلة القادمة، أصبح عاريا بواقعه الجديد، مليشيا طائفية ناهبة سارقة، أركان سلطتها الخوف والسلاح.
— د. أنور قرقاش (@AnwarGargash) December 8, 2017