Moslemtoday.com : Menyedihkan! Dalam analisis data globalnya, UNICEF menemukan bahwa 28 juta anak-anak di seluruh dunia terpaksa mengungsi karena adanya konflik, perang dan kekerasan. Separuh dari jumlah itu meninggalkan kampung halaman mereka untuk mencari kehidupan yang lebih baik, untuk mendapatkan hidup lebih aman.
Trauma dengan konflik dan kekerasan menyebabkan mereka melarikan diri, mereka menghadapi bahaya lebih lanjut sepanjang jalan, termasuk risiko tenggelam di penyeberangan laut, kekurangan gizi dan dehidrasi, perdagangan, penculikan, pemerkosaan dan bahkan pembunuhan. Namun di negara-negara yang menjadi tujuan mereka, tidak jarang mereka menghadapi xenofobia dan diskriminasi.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh UNICEF, Selasa, 6 September 2016, jumlah pengungsi anak-anak kini mencapai lebih dari setengah pengungsi di dunia, padahal jumlah anak-anak mencapai kurang dari sepertiga dari populasi dunia. Jumlah pengungsi anak-anak telah naik dua kali lipat dalam dasawarsa terakhir.
Pada 2015, sekitar 45 persen dari semua pengungsi anak di bawah perlindungan UNHCR berasal dari Suriah dan Afghanistan. 28 juta anak kehilangan tempat tinggal akibat kekerasan dan konflik, yang terdiri dari 10 juta pengungsi anak; 1 juta pencari suaka; serta sekitar 17 juta anak yang terlantar di negara mereka sendiri, tidak mendapatkan akses ke bantuan kemanusiaan dan layanan-layanan penting.
Pada 2015, lebih dari 100.000 anak-anak telah mengajukan permohonan suaka di 78 negara melebihi tiga kali lipat jumlah pada tahun 2014. Karena anak-anak ini pada umumnya tidak punya surat-surat keterangan, mereka cenderung terkena pelecehan atau gangguan.
Laporan UNICEF dipublish secara resmi untuk menyerukan pada masyarakat internasional untuk memberikan perlindungan, pendidikan dan jaminan kesehatan bagi mereka.