Moslemtoday.com : Pihak berwenang di Iran telah mengkonfirmasi tiga kasus baru wabah virus corona di negara tersebut. Dua orang telah meninggal di Kota suci Qom. Alireza Vahabzadeh, penasihat menteri kesehatan Iran mengatakan total lima kasus telah terkonfirmasi di Iran sejauh ini.
“Tiga kasus baru mulai hari ini termasuk dua di Qom dan satu di Araq di Iran tengah. Kasus di Araq adalah seorang dokter. Masih belum jelas dari mana virus di Iran datang,” kata Vahabzadeh, seperti dilansir dari Al Jazeera, Jumat, (21/2/2020).
Seorang pejabat kesehatan yang dikutip oleh kantor berita IRNA mengatakan para korban tidak memiliki kontak dengan orang asing atau dengan warga negara Cina.
Vahabzadeh mengatakan Kementerian Kesehatan Iran telah merekomendasikan pembatasan pergerakan ke dalam dan keluar dari situs-situs keagamaan di Qom, sebuah kota yang terletak 140 kilometer di selatan ibukota, Teheran. Sementara itu, media pemerintah melaporkan bahwa pihak berwenang di Qom telah menutup sekolah dan universitas di kota itu pada hari Kamis.
“Pemerintah setempat telah menangani infeksi ini dengan serius dan sampai sekarang tiga rumah sakit telah dialokasikan untuk menangani pasien yang terkena virus. Cuti bagi semua dokter yang bekerja untuk pemerintah telah dibatalkan dan semua rumah sakit dalam siaga merah,” kata Ali Tabatabaei, seorang jurnalis di Qom.
Sementara itu, Vahabzadeh mengatakan tes sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi dugaan kasus di beberapa kota lain. “Hingga saat ini kami belum memiliki konfirmasi lebih lanjut tentang kasus-kasus lain,” ungkap Vahabzadeh.
Ali Larijani, ketua Parlemen Iran menyerukan langkah-langkah segera untuk melawan wabah tersebut.
Virus corona, yang dikenal dengan kode nama : COVID-19, pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, China pada akhir Desember. Sejak itu, virus telah menginfeksi lebih dari 75.000 orang dan membunuh lebih dari 2.000, sebagian besar kematian di China.
Sejak itu, 27 negara dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah darurat kesehatan global di tengah kekhawatiran virus itu akan dapat menyebar ke negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah. (DH/MTD)
Sumber : Al Jazeera | Redaktur : Hermanto Deli