Presiden Trump menyampaikan pernyataan tersebut kepada para jurnalis di dalam pesawat kepresidenan Air Force One sebelum berangkat menuju Israel dan Mesir pada Ahad (13/10). Ia menegaskan optimisme atas berakhirnya konflik berkepanjangan di Jalur Gaza.
“Perang sudah berakhir. Oke? Kalian paham itu?” ujar Trump, 79 tahun, saat ditanya mengenai keyakinannya terhadap berakhirnya konflik antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas.
Ketika disinggung mengenai kemungkinan keberlangsungan gencatan senjata, Trump menambahkan, “Saya pikir gencatan itu akan bertahan. Semua orang sudah lelah. Ini sudah berlangsung berabad-abad.”
Selama kunjungan di Israel, Trump dijadwalkan bertemu keluarga para sandera yang diculik Hamas dalam serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023, sebelum berpidato di parlemen Israel, Knesset, di Yerusalem.
Setelah itu, ia akan melanjutkan perjalanan ke Mesir untuk menghadiri KTT yang akan dipimpin bersama Presiden Abdel Fattah al-Sisi. Pertemuan tersebut dihadiri lebih dari 20 pemimpin dunia guna mendukung rencana perdamaian 20 poin yang diumumkan Trump pada akhir September lalu.
Trump menyebut perjalanan tersebut sebagai “momen yang sangat istimewa” dan menggambarkannya sebagai bentuk kemenangan diplomatik atas keberhasilan tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
“Semua orang sangat bersemangat dengan momen ini. Ini adalah peristiwa yang sangat spesial,” kata Trump di Pangkalan Udara Andrews dekat Washington sebelum keberangkatan.
Sejumlah pejabat tinggi Amerika turut mendampinginya dalam perjalanan itu, antara lain Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Kepala CIA John Ratcliffe, dan Ketua Militer Dan Caine.
Tantangan Pascaperang
Meskipun deklarasi perdamaian telah diumumkan, Trump masih menghadapi tantangan besar terkait tahapan berikutnya, termasuk penolakan Hamas untuk melucuti senjata dan belum adanya komitmen penuh Israel untuk menarik pasukan dari wilayah Gaza yang hancur.
Trump mengklaim telah memperoleh “jaminan verbal” dari kedua pihak dan negara-negara regional terkait fase awal dan lanjutan dari kesepakatan tersebut.
“Kami memiliki banyak jaminan lisan, dan saya pikir mereka tidak akan ingin mengecewakan saya,” ujar Trump dengan nada yakin.
Ia juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kini “sangat baik,” meskipun pernah terjadi sejumlah perbedaan pendapat yang, menurutnya, “cepat diselesaikan.”
Trump bahkan menyatakan keinginannya untuk mengunjungi Jalur Gaza suatu hari nanti.
“Saya akan bangga melakukannya. Saya ingin menapakkan kaki saya di sana, setidaknya sekali,” katanya.
Pemerintahan Baru Gaza
Menurut rencana perdamaian yang diusungnya, sebuah badan pemerintahan baru untuk Gaza akan dibentuk “dalam waktu dekat,” dan Trump disebut-sebut akan memimpin struktur tersebut secara langsung dalam tahap awal.
Namun, ia tampak berhati-hati menanggapi wacana keterlibatan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dalam proses tersebut. Blair menuai kontroversi di kawasan Timur Tengah akibat perannya dalam invasi Irak tahun 2003.
“Saya selalu menyukai Tony, tapi saya ingin memastikan bahwa dia bisa diterima oleh semua pihak,” ujar Trump.
Kunjungan cepat Trump ke Timur Tengah ini menandai langkah terbaru dalam upaya ambisiusnya membangun “perdamaian abadi” di kawasan yang telah lama dilanda konflik. *
Sumber : Al Arabiya | Weblink : https://english.alarabiya.net/News/united-states/2025/10/13/-war-is-over-in-gaza-says-trump-as-he-heads-to-middle-east-
.jpeg)
