Pariaman, Humas -- MTsN 1 Kota Pariaman kembali serahkan bantuan kepada korban bencana longsor dan banjir bandang di Ampangan, Jorong Taboh Tangah, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Senin (15/12/2025).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Wakil Kepala Bidang Humas MTsN 1 Kota Pariaman, Delsi Sofia, bantuan berasal dari donasi Keluarga Besar MTsN 1 Kota Pariaman termasuk orang tua siswa. “Bantuan langsung diberikan kepada korban yang tertimpa bencana pada titik lokasi, yang merupakan kampung halaman Kepala MTsN 1 Kota Pariaman, Tarmizi,” ujar Delsi.
Tarmizi menjelaskan bahwa diantara korban yang tertimpa bencana adalah sepupunya (keponakan dari ayah Tarmizi). Sepupunya tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, sementara dua orang cucunya yang berumur 7 tahun dan 1,5 tahun sampai saat ini masih belum ditemukan.
Sementara itu Rahmi (Anak dari Sepupu Tarmizi) menuturkan bahwa waktu itu sedang berada di kamar bersama dua anaknya setelah shalat ashar (Rabu, 26/11/2025). “Tiba-tiba dinding kamar roboh disertai air yang sangat deras. Kasur springbed langsung terbawa ke pintu luar rumah. Saya terbawa air, anak pertama terlepas dan yang kedua masih berhasil dipegang,” jelasnya.
“Tidak lama kemudian air deras kembali menghantam saya, sehingga anak kedua pun terlepas. Saya terseret air dan tenggelam sekitar 60 meter, bersama hantaman kayu dan batu. Akan tetapi, Allah Maha Kuasa, saya masih sadarkan diri,” ulasnya penuh haru.
“Ketika berada disekitar sawah yang bercampur lumpur banjir bandang, saya berusaha mengeluarkan kepala dan berenang untuk menepi. Akan tetapi, saya teringat kedua orang sibuah hati, sehingga kembali masuk ke dalam air untuk mencari,” tukasnya menahan air mata.
“Tidak lama setelah itu, saya pun memegang batang kayu panjang dengan erat, bersama derasnya arus air banjir bandang untuk menepi. Sampai akhirnya saya tak mampu lagi untuk berdiri. Selepas banjir surut, barulah masyarakat menyelamatkan saya dalam kondisi lemah,” ungkap Rahmi sedih (yang sedang mengandung usia kehamilan 5 bulan).
Rahmi menambahkan bahwa ketika peristiwa banjir bandang terjadi, suaminya sedang berada di Pasaman.
Berbeda cerita dengan Muzahar (Ayahnya Rahmi), yang ketika banjir bandang datang berhasil memegang erat kusen rumah (bingkai atau rangka kokoh yang dipasang di dinding untuk menjadi tumpuan, penopang, dan tempat terpasangnya pintu, jendela, atau bukaan lain). “Saya menyaksikan langsung cucu yang sulung terjepit di antara kayu sembari minta tolong. Ketika berusaha untuk menolong, tetapi banjir bandang bersama kayu dan lumpur menghantam seketika,” ungkapnya.
“Istri saya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, rumah kami hilang terbawa arus banjir. Alhamdulillah, dua orang anak kami yang merantau pun akhirnya pulang ketika mengetahui musibah ini,” ulas Muzahar.
Sekarang Muzahar mengungsi ke rumah kerabat sekitar, yang tidak terdampak banjir.
Kepala MTsN 1 Kota Pariaman, sangat sedih dan berduka cita atas musibah yang menimpa kampung halamannya. “Dengan kerendahan hati, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu. Telah mengantarkan donasi langsung, serta berbuat nyata untuk korban bencana yang terdapak,” ujar Tarmizi.
“Semoga Allah membalas kebaikan semua pihak, selalu doakan kami senantiasa diberikan kesabaran dan ketabahan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” harap Tarmizi.
Sampai berita ini dipublikasikan, kondisi Malalak masih membutuhkan santunan dan uluran tangan dari semua pihak. (Delsi/Adi)
Editor : Asmeri


.jpeg)




