Moslemtoday.com : Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh mengatakan tidak akan ada keamanan dan stabilitas kawasan tanpa negara Palestina merdeka. Hal itu diungkapkan Rudeineh menanggapi penolakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis atas seruan Amerika Serikat untuk mengambil langkah-langkah menuju pembentukan negara Palestina setelah perang.
"Pemerintah Israel tidak tertarik pada perdamaian dan stabilitas, dan terus menolak mengakui kenyataan bahwa perdamaian tidak akan tercapai tanpa pembentukan negara Palestina merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan tahun 1967," ujar Nabil Abu Rudeineh seperti dilansir dari kantor berita Palestina Al Wafa, Ahad, 21 Januari 2024.
Rudeineh menunjukkan bahwa “resolusi Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB, dan konsensus internasional telah memberikan Palestina status negara pengamat di PBB. Bendera Palestina telah dikibarkan bersamaan dengan bendera negara-negara lain yang telah mengakuinya.
“Rakyat Palestina tidak akan mengkompromikan hak-hak mereka yang sah, termasuk [hak mereka atas] Yerusalem dan tempat-tempat sucinya, dan hak mereka atas pembentukan negara Palestina yang merdeka, tidak peduli berapa lama waktu berlalu,” tegas Abu Rudeineh.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan hak rakyat Palestina untuk membangun negara mereka sendiri “harus diakui oleh semua orang. Hal itu diungkapkan Guterres menanggapi penolakan Israel terhadap pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan merdeka sebagai solusi dua negara atas konflik berkepanjangan antara Israel-Palestina.
“Penolakan untuk menerima solusi dua negara bagi Israel dan orang-orang Palestina, dan penolakan terhadap hak kenegaraan bagi rakyat Palestina, tidak dapat diterima,” ujar pemimpin PBB tersebut di acara KTT Gerakan Non-Blok di Uganda pada hari Sabtu, 20 Januari 2024. ***
Sumber : Al Wafa | Weblink : https://english.wafa.ps/Pages/Details/140880
Editor : Hermanto Deli | Indonesian Islamic News Agency (IINA)
