Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

Perang 12 Hari, Inilah 5 Faktanya Israel Kalah dalam Perang Melawan Iran

 

TEHERAN – Setelah 12 hari pemboman tanpa henti terhadap Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tujuan militernya telah tercapai. Namun, klaim tersebut dinilai bermasalah dan bertentangan dengan realita di lapangan. Israel sebelumnya menyatakan dua tujuan utama dalam agresinya: memenggal program nuklir Iran dan mendorong perubahan rezim. Kedua target tersebut dinilai gagal total. Berikut lima fakta yang menunjukkan kegagalan Israel dalam perang 12 hari melawan Iran.

1. Program Nuklir Iran Tetap Aktif

Salah satu sasaran utama serangan Israel adalah menghentikan program nuklir Iran. Namun, menurut pakar Iran Ori Goldberg, tujuan tersebut tidak tercapai. Iran berhasil memindahkan material nuklir penting dari fasilitas Fordow yang sempat diserang oleh Amerika Serikat. Meski fasilitas diserang menggunakan bom penghancur bunker (Massive Ordnance Penetrators/MOP), tingkat kerusakan yang ditimbulkan masih belum dapat diverifikasi, karena Iran tidak membuka akses kepada pihak luar.

2. Perubahan Rezim Tak Terjadi, Justru Menguat

Alih-alih memicu perubahan rezim, serangan Israel justru menguatkan posisi pemerintah Iran. Israel menargetkan para komandan senior dari Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), namun strategi pembunuhan tokoh militer ini tidak menghasilkan pergolakan politik yang diharapkan. Bahkan, rakyat Iran, termasuk yang selama ini menentang pemerintahan, bersatu mendukung negara mereka dalam menghadapi serangan asing. Serangan terhadap simbol-simbol rezim, seperti Penjara Evin, justru memperburuk kondisi para tahanan politik.

3. Dugaan Pelanggaran Hukum Internasional

Serangan Israel, yang juga mendapat dukungan terbatas dari Amerika Serikat, berpotensi melanggar hukum internasional. Meski AS terlibat dalam menghantam fasilitas nuklir Iran, mereka tidak secara langsung berperang bersama Israel. Usai pemboman, pesawat tempur AS kembali ke negaranya. Presiden AS saat itu bahkan tetap menyuarakan keinginan untuk menjalin kesepakatan diplomatik dengan Iran. Ini menandakan bahwa dukungan internasional terhadap Israel dalam serangan ini tidak solid dan dapat menimbulkan implikasi hukum di masa mendatang.

4. Iran Tembus Pertahanan Udara Israel

Dalam perkembangan yang mengejutkan, rudal Iran berhasil menembus sistem pertahanan udara canggih Israel, Iron Dome. Serangan balasan Iran menyasar pusat-pusat vital Israel, menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Persenjataan pencegat Israel terbukti tidak cukup untuk menahan serangan bertubi-tubi, menyebabkan ekonomi lumpuh dan stabilitas dalam negeri terguncang. Ini menjadi pukulan telak bagi dominasi militer Israel.

5. Iran Tetap Bertahan dan Tidak Terkalahkan

Kendati menjadi target pemboman besar-besaran, Iran tidak runtuh. Negara tersebut tetap berdiri, meski mengalami kerugian signifikan. Serangan Israel justru memperkuat citra Iran di mata dunia sebagai korban agresi, bukan sebagai agresor. Iran pun mampu melakukan manuver diplomatik dan militer dengan hati-hati, termasuk memperingatkan sebelum melakukan balasan atas serangan AS. Kemampuan Iran untuk bertahan dan menanggapi dengan kalkulasi strategis menunjukkan bahwa Israel gagal mencapai kemenangan mutlak.

Perang selama 12 hari antara Israel dan Iran meninggalkan banyak pertanyaan tentang efektivitas strategi militer Israel. Meski Netanyahu mengklaim keberhasilan, realitas di lapangan menunjukkan sebaliknya. Iran tidak hanya bertahan, tetapi juga berhasil menunjukkan kapasitas militernya dan memperoleh simpati internasional. Situasi ini menjadi cerminan kompleksitas geopolitik di Timur Tengah dan kegagalan pendekatan militer sepihak dalam menyelesaikan konflik. (DL/GPT)

Baca Juga

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Moslemtoday.com | All Right Reserved