Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

Putra Shah Iran Reza Pahlavi Muncul, Serukan Penggulingan Rezim Ayatollah Ali Khamenei

 

PARIS — Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, Pangeran Mahkota Iran yang diasingkan, Reza Pahlavi, menyatakan kesiapannya untuk memimpin transisi demokrasi di Iran setelah kemungkinan perubahan rezim. Pernyataan ini ia sampaikan dalam konferensi pers di Paris pada Senin (23/6/2025), menyusul serangan balasan Iran terhadap aset Amerika Serikat di kawasan tersebut.

“Kita berada di persimpangan jalan—satu menuju pertumpahan darah dan kekacauan, yang lain menuju transisi damai dan demokratis,” ujar Pahlavi. “Saya hadir hari ini untuk menyerahkan diri saya kepada rakyat Iran guna memimpin mereka menuju jalan damai dan transisi demokrasi. Saya tidak mencari kekuasaan politik, melainkan ingin membantu bangsa besar kita melewati masa krisis ini menuju stabilitas, kebebasan, dan keadilan.”

Reza Pahlavi telah berada di pengasingan selama 46 tahun, sejak revolusi 1979 yang menggulingkan ayahnya, Shah Mohammad Reza Pahlavi, dan menggantikan sistem monarki dengan Republik Islam di bawah kendali ulama. Saat ini, Iran dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Dalam pernyataannya, Pahlavi secara langsung menyerukan agar Khamenei mengundurkan diri dan menghadapi proses hukum yang adil. “Saya menyerukan kepada Anda, Ayatollah Khamenei, untuk mundur dan menghadapi pengadilan yang adil dan sesuai hukum—sesuatu yang bahkan belum pernah Anda berikan kepada rakyat Iran,” tegasnya.

Konferensi pers ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Iran dan Amerika Serikat. Iran baru-baru ini melancarkan serangan balasan terhadap pangkalan militer AS, sebagai respons atas serangan udara AS terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran akhir pekan lalu.

Meskipun mantan Presiden AS Donald Trump pernah menyuarakan gagasan perubahan rezim di Iran, pejabat tinggi pemerintahannya seperti Wakil Presiden Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio menegaskan bahwa target serangan hanya terbatas pada infrastruktur nuklir Iran, bukan pemimpinnya. Mereka mendesak Iran agar kembali ke meja perundingan guna mencapai kesepakatan penghentian pengayaan uranium.

Sementara itu, banyak rakyat Iran masih menyimpan memori kelam atas represi di era kepemimpinan sang shah. Gerakan oposisi Iran di luar negeri pun dinilai masih terpecah-pecah dan belum memiliki satu sosok pemimpin tunggal yang mendapat dukungan luas di dalam negeri.

Masa depan Iran kini berada di titik kritis, dengan pertanyaan besar apakah transisi damai dapat dicapai, atau apakah konflik akan semakin dalam. Reza Pahlavi, dengan warisan politik yang kompleks, mencoba menawarkan arah baru—meskipun tantangannya tetap besar.

Sumber : The Hill | Weblink : https://thehill.com/policy/international/5364732-iran-reza-pahlavi-interim-leader/

Baca Juga

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Moslemtoday.com | All Right Reserved