Yogyakarta – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo bersama akademisi Rismon Sianipar dan Tiffauzia Tiyassuma resmi meluncurkan buku berjudul Jokowi's White Paper: Kajian Digital Forensik, Telematika, dan Neuropolitika atas Keabsahan Dokumen dan Perilaku Kekuasaan pada Senin (18/8) di University Club (UC) Coffee Shop, Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Buku setebal hampir 700 halaman ini berisi analisis ilmiah kolaboratif ketiganya mengenai keaslian ijazah sarjana Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, alumnus Fakultas Kehutanan UGM. Dalam acara soft-launching tersebut, hadir pula sejumlah tokoh, antara lain Refly Harun dan Tyasno Sudarto.
Awal Munculnya Isu
Roy menjelaskan, buku tersebut diawali dengan paparan sejarah munculnya isu keabsahan ijazah Jokowi pada 2013 lalu. Isu itu mencuat dari sebuah dialog publik yang dipandu Rosiana Silalahi dengan menghadirkan narasumber Mahfud MD, almarhum Buya Syafii Maarif, serta Jokowi. Dalam forum tersebut, Jokowi menyebut indeks prestasi kumulatif (IPK)-nya hanya “2 koma”, pernyataan yang kemudian memicu diskusi kritis di masyarakat.
Analisis Forensik Digital
Selain menelusuri salinan skripsi Jokowi yang sempat diteliti Roy cs di Fakultas Kehutanan UGM pada April 2025, buku ini juga menyajikan analisis digital forensik. Rismon Sianipar menggunakan metode Error Level Analysis (ELA) untuk menguji keaslian ijazah, termasuk analisis spektrum warna pada stempel dokumen tersebut.
Tiffauzia Tiyassuma melengkapi kajian dengan pendekatan behavioral neuroscience yang dikaitkan dengan pola perilaku politik. Sementara Roy menekankan bahwa kesimpulan utama buku itu adalah skripsi yang diduga 99,9 persen palsu, sehingga secara logis mustahil menghasilkan ijazah asli.
Latar Belakang Penulisan
“Judulnya Jokowi's White Paper karena kami ingin membersihkan kampus kami tercinta ini. Kami bertiga adalah alumni UGM, jangan sampai nama besar UGM tercoreng,” ujar Roy Suryo dalam sambutannya. Ia juga menyinggung bahwa sejumlah tokoh kritis terkait isu ini, seperti Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Rahardja, justru menghadapi kriminalisasi.
Rencana Distribusi
Buku Jokowi's White Paper dicetak dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris, dengan cetakan perdana sebanyak 5.000 eksemplar. Selain dalam bentuk cetak, buku ini juga akan diterbitkan dalam format e-book. Atas dukungan Forum Diaspora Indonesia (FDI), buku tersebut rencananya akan didistribusikan ke 25 negara.
Grand launching buku dijadwalkan berlangsung di Jakarta pada 27 Agustus 2025. “Kami susun dengan bahasa teknis namun tetap populer. Harapannya bisa menjadi rujukan ilmiah sekaligus bacaan publik,” pungkas Roy.