Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

Sosok di Balik Hacker Bjorka: Pemuda Pengangguran, Belajar IT Otodidak, Transaksi Pakai Mata Uang Kripto

Jakarta – Polisi mengungkap identitas pemuda berinisial WFT (22) yang diduga menjadi dalang di balik sejumlah akun peretas ternama di forum gelap internet (dark web), termasuk Bjorka, SkyWave, Shint Hunter, dan Oposite6890. Meski dikenal piawai dalam aktivitas dunia maya, ternyata WFT bukan lulusan perguruan tinggi ataupun ahli teknologi informasi, melainkan seorang pemuda yang menekuni komputer secara otodidak.

Wakil Direktur Siber Polda Metro Jaya, AKBP Fian Yunus, menjelaskan bahwa WFT diketahui tidak lulus dari sekolah menengah kejuruan (SMK). Namun, sejak lama ia mendalami dunia komputer melalui komunitas di media sosial. “Yang bersangkutan ini bukan ahli IT, hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT,” ujar Fian kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).

Aktivitas dari Rumah

Polisi mengungkap, keseharian WFT dijalankan dari rumah tanpa pekerjaan tetap. Sejak 2020, ia mulai mengenal komunitas di dunia maya yang berkaitan dengan aktivitas ilegal. Dari sana, perlahan ia mempelajari cara memperoleh keuntungan dengan memperdagangkan data pribadi.

Dalam sejumlah forum gelap, ia menjual data yang diklaim berasal dari berbagai institusi dalam maupun luar negeri. “Ya, sehari-hari dia tidak ada pekerjaan. Kegiatannya hanya di depan komputer,” kata Fian.

Jejak Digital dan Identitas Palsu

Investigasi kepolisian menemukan jejak digital WFT sejak Desember 2024 di situs darkforum.st. Pada awalnya, ia menggunakan nama samaran Bjorka, lalu berganti menjadi SkyWaveShint Hunter pada Maret 2025, dan terakhir Oposite6890 pada Agustus 2025.

Meski berpindah-pindah identitas, polisi berhasil melacak aktivitasnya. Dari hasil penyelidikan sementara, WFT diduga beroperasi seorang diri. “Baik, investigasi kami sementara dia melakukan perbuatan pidana ini sendiri, jadi bukan bersama dengan rekannya,” jelas Fian.

Keuntungan Puluhan Juta per Transaksi

Terkait keuntungan, polisi belum dapat memastikan jumlah yang pasti. Namun, berdasarkan pengakuan WFT, setiap transaksi penjualan data bisa bernilai puluhan juta rupiah, tergantung pada permintaan pembeli di forum gelap.

“Pengakuannya sekali dia menjual data itu kurang lebih nilainya puluhan juta. Jadi tergantung orang-orang yang membeli data yang dia jual,” kata Fian.

Data yang dijual diduga mencakup milik institusi dalam negeri maupun luar negeri, termasuk perusahaan kesehatan dan swasta. Semua transaksi dilakukan dengan mata uang kripto untuk menghindari pelacakan.

“Pada saat diperjualbelikan, pelaku menerima pembayaran dengan menggunakan cryptocurrency,” tambah Fian. *

Baca Juga

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Moslemtoday.com | All Right Reserved