Banda Aceh — Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menanggapi maraknya pengibaran bendera bulan bintang oleh sejumlah anak muda di Aceh menjelang peringatan milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Ia menyebut fenomena tersebut masih dapat dimaklumi selama dilakukan dalam batas tertentu sebagai bentuk ekspresi generasi muda.
Mualem menegaskan bahwa dirinya memahami semangat anak muda Aceh yang ingin mengekspresikan identitas dan sejarah daerahnya. Namun, ia tetap mengimbau agar pengibaran bendera bulan bintang tidak dilakukan di ruang-ruang publik sebelum ada persetujuan resmi dari pemerintah pusat.
“Untuk anak muda sesekali kan tak apa-apa,” ujar Mualem usai melantik kepala dan anggota Badan Baitul Mal Aceh pada Senin (17/11) malam. “Kita imbau tidak menaikkan dulu (di ruang publik),” tambahnya.
Fenomena pengibaran bendera bulan bintang kembali meningkat menjelang tanggal 4 Desember, hari yang diperingati sebagai milad GAM. Momen ini sering menjadi ajang mengenang sejarah perjuangan dan pengorbanan para kombatan Aceh pada masa konflik dengan pemerintah Indonesia.
Meski hingga kini belum mendapatkan restu pemerintah pusat, bendera bulan bintang sebenarnya telah disahkan dalam Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2013 tentang Bendera dan Lambang Aceh. Selain itu, penggunaan bendera tersebut juga termuat sebagai salah satu poin dalam perjanjian damai Helsinki serta diatur dalam Undang-Undang Pemerintahan Aceh.
Pemerintah Aceh disebut terus menunggu kepastian dan persetujuan dari pemerintah pusat terkait status penggunaan bendera bulan bintang agar tidak menimbulkan polemik berkepanjangan di masyarakat. *
.webp)
.jpeg)
