Riyadh – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengumumkan rencananya untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan Suriah dan mencabut sanksi yang selama ini diberlakukan terhadap negara tersebut. Langkah ini diambil menyusul peralihan kekuasaan di Damaskus dan setelah melakukan pembicaraan intensif dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, serta Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Trump dijadwalkan akan bertemu langsung dengan Presiden Suriah yang baru, Ahmad Al-Sharaa, pada Rabu di Arab Saudi. Dalam pernyataannya di Forum Investasi Saudi-AS di Riyadh pada Selasa (13/5/2025), Trump menyatakan harapannya terhadap pemerintahan baru Suriah.
"Ada pemerintahan baru yang mudah-mudahan akan berhasil," ujar Trump. "Saya ucapkan semoga berhasil, Suriah. Tunjukkan sesuatu yang luar biasa."
Pengumuman tersebut disambut dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin forum. Trump kemudian menambahkan secara berseloroh, "Oh, apa saja saya lakukan untuk putra mahkota."
Ahmad Al-Sharaa diangkat sebagai Presiden Suriah pada Januari lalu, setelah kelompok pemberontak yang dipimpinnya, Hayat Tahrir Al-Sham (HTS), berhasil merebut ibu kota Damaskus dalam serangan mengejutkan. Serangan tersebut mengakhiri 54 tahun kekuasaan keluarga Assad di Suriah.
Hingga saat ini, pemerintahan Trump belum secara resmi mengakui kepemimpinan Al-Sharaa. Sanksi yang diberlakukan terhadap rezim Bashar al-Assad pun masih belum dicabut. Namun, tekanan dari para pemimpin Teluk yang telah memberikan dukungan kepada pemerintah baru di Damaskus membuat Washington mempertimbangkan perubahan kebijakan luar negerinya terhadap Suriah.
"Presiden telah setuju untuk menyapa Presiden Suriah saat berada di Arab Saudi besok," demikian pernyataan resmi dari Gedung Putih sebelum pidato Trump.
Langkah ini menandai perubahan signifikan dalam pendekatan Amerika Serikat terhadap konflik Suriah dan membuka peluang baru bagi proses perdamaian di kawasan.
Sumber : Arabnews | Weblink : https://arab.news/r2eu5