Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

“8 Kebohongan Besar” Netanyahu Saat Pidato di Sidang Umum PBB

Gaza – Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan “delapan kebohongan besar” dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (26/9/2025). Pidato tersebut dinilai sebagai upaya untuk membenarkan kejahatan perang dan genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.

Dalam pernyataannya, Kantor Media Pemerintah Gaza menyebut pidato Netanyahu sarat dengan “penyesatan” dan kontradiksi. Netanyahu, menurut mereka, meremehkan penderitaan para sandera, melebih-lebihkan dukungan internasional terhadap Israel setelah 7 Oktober 2023, serta menggambarkan pengakuan dunia atas hak-hak Palestina sebagai “tekanan dari kelompok ekstremis.”

Pemerintah Gaza juga membantah klaim Netanyahu bahwa Israel sedang berperang di “tujuh front” melawan terorisme. Menurut mereka, kampanye militer Israel justru menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil. Laporan internasional, sebut pernyataan itu, menunjukkan 94 persen korban jiwa Palestina adalah warga sipil, termasuk lebih dari 30.000 perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 90 persen rumah sakit, sekolah, dan fasilitas vital lainnya hancur akibat serangan.

Kantor Media Gaza menilai Netanyahu berkontradiksi ketika menuduh faksi perlawanan Palestina menghalangi warga untuk keluar dari Gaza, sementara dalam waktu bersamaan ia mengklaim 700.000 orang telah mengungsi. Mereka menegaskan bahwa Israel melakukan genosida dengan menjatuhkan lebih dari 200.000 ton bahan peledak ke kawasan pemukiman, menewaskan lebih dari 64.000 warga sipil, termasuk 20.000 anak dan 10.500 perempuan, serta melenyapkan seluruh keluarga.

Selain itu, klaim Netanyahu bahwa kelompok perlawanan mencuri bantuan juga dibantah. Pemerintah Gaza menuduh militer Israel justru menciptakan “jebakan maut” di sekitar konvoi bantuan yang menewaskan dan melukai ribuan warga sipil. Disebutkan pula, ratusan warga meninggal akibat kelaparan, termasuk 147 anak.

Terkait kritik Netanyahu terhadap negara-negara yang mengakui Palestina, pihak Gaza menyatakan pengakuan tersebut adalah hak hukum dan wujud pengakuan masyarakat internasional atas penderitaan rakyat Palestina selama puluhan tahun akibat pengusiran dan kekerasan.

“Pidato Netanyahu adalah upaya untuk mendistorsi fakta dan menghindari tanggung jawab hukum atas pembunuhan, pengusiran paksa, dan penghancuran yang dilakukan Israel selama puluhan tahun. Semua itu merupakan kejahatan menurut hukum internasional,” demikian isi pernyataan Kantor Media Gaza.

Pemerintah Gaza menyerukan komunitas internasional untuk menghentikan perang, memaksa Israel menarik diri dari Gaza, membuka perbatasan, mengizinkan masuknya pangan dan obat-obatan, serta melanjutkan langkah menuju pengakuan negara Palestina.

Dalam pidatonya di PBB, Netanyahu menolak tuduhan genosida dan kelaparan di Gaza. Namun, momen tersebut diwarnai aksi walkout oleh sejumlah besar delegasi sebagai bentuk protes atas agresi Israel.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 65.500 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Bombardir tanpa henti itu membuat Gaza tidak layak huni, memicu kelaparan, serta menyebarkan penyakit. Israel kini menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). 

Berikut rangkuman 8 Kebohongan Netanyahu dalam Pidato di PBB:

  1. Meremehkan penderitaan sandera
    Netanyahu dianggap menyepelekan nasib para sandera dan menggunakannya sebagai pembenaran agresi militer.

  2. Melebih-lebihkan dukungan internasional terhadap Israel
    Ia menyatakan dunia memberi dukungan luas pasca 7 Oktober 2023, padahal banyak negara justru mengecam tindakan Israel.

  3. Menggambarkan pengakuan negara Palestina sebagai tekanan kelompok ekstremis
    Netanyahu menyebut pengakuan Palestina didorong oleh ekstremis, sementara Gaza menegaskan itu adalah hak hukum yang diakui masyarakat internasional.

  4. Mengklaim berperang di “tujuh front” melawan terorisme
    Faktanya, menurut Gaza, operasi militer Israel menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil, bukan melawan terorisme.

  5. Menuduh faksi perlawanan menghalangi evakuasi warga Gaza
    Netanyahu menyebut kelompok perlawanan mencegah penduduk keluar, namun di sisi lain ia mengakui 700.000 orang telah mengungsi—sebuah kontradiksi.

  6. Menyangkal genosida dan kehancuran sipil
    Netanyahu menolak tuduhan genosida, padahal Israel disebut telah menjatuhkan lebih dari 200.000 ton bahan peledak, menewaskan 64.000 warga sipil termasuk 20.000 anak dan 10.500 perempuan, serta menghancurkan 90% fasilitas vital.

  7. Menuduh perlawanan mencuri bantuan
    Gaza membantah tuduhan ini dan menegaskan justru militer Israel menciptakan “jebakan maut” di sekitar konvoi bantuan yang menewaskan ribuan warga, sementara ratusan lainnya mati kelaparan.

  8. Mengklaim Israel menyediakan pangan bagi warga Gaza
    Menurut Gaza, klaim ini bertolak belakang dengan kenyataan bahwa Israel menutup perbatasan, menghalangi distribusi makanan dan obat, sehingga menimbulkan kelaparan massal.

Sumber : Middle East Monitor | Weblink : https://www.middleeastmonitor.com/20250926-netanyahu-promoted-8-major-lies-in-un-speech-gaza-government-says/
Baca Juga

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Moslemtoday.com | All Right Reserved