New York – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya akan melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza hingga tujuan mereka tercapai. Dalam pidatonya di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (26/9/2025), Netanyahu menyampaikan sikap keras meskipun mendapat tekanan internasional yang semakin besar agar segera mengakhiri perang.
“Negara-negara Barat mungkin menyerah di bawah tekanan,” kata Netanyahu. “Namun saya pastikan satu hal: Israel tidak akan.”
Pernyataan tersebut disampaikan di tengah kecaman luas, protes dari berbagai negara, serta tudingan pelanggaran hukum perang terhadap Israel akibat operasi militer yang menewaskan ribuan warga sipil di Gaza. Netanyahu menegaskan bahwa Israel “harus menuntaskan pekerjaannya” melawan Hamas, meski langkah itu semakin membuat Tel Aviv terisolasi di panggung diplomasi dunia.
Menanggapi langkah sejumlah negara yang baru-baru ini mengakui Palestina sebagai negara merdeka, Netanyahu menyebut keputusan tersebut sebagai “aib” yang justru mendorong aksi terorisme. “Keputusan tercela Anda akan mendorong terorisme terhadap orang Yahudi dan warga tak berdosa di seluruh dunia,” ujarnya.
Netanyahu juga kembali menyinggung isu antisemitisme yang kerap ia kaitkan dengan kritik terhadap kebijakan Israel. “Anti-Semitisme sulit mati. Faktanya, itu tidak pernah mati,” ucapnya.
Sejak pecahnya perang terbaru, Netanyahu menghadapi tekanan internasional yang kian meningkat, baik dari mitra Barat maupun lembaga internasional. Banyak pihak mendesaknya untuk menerima solusi dua negara, yaitu pendirian negara Palestina yang meliputi Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza—wilayah yang direbut Israel dalam Perang 1967.
Namun, Netanyahu menolak keras gagasan tersebut. Menurutnya, pembentukan negara Palestina hanya akan memberi keuntungan bagi Hamas. Ia menegaskan bahwa perjuangan Israel bukan hanya demi dirinya sendiri, melainkan juga untuk dunia internasional. “Anda tahu dalam hati, bahwa Israel sedang berjuang untuk perjuangan Anda,” pungkasnya. *
Sumber : Arabnews | Weblink : https://www.arabnews.com/node/2616867/middle-east