Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

Daftar 10 Pahlawan Nasional 2025 dan Profil Singkatnya!

Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan 10 tokoh bangsa yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada peringatan Hari Pahlawan, 10 November. Nama-nama tersebut terdiri dari tokoh agama, presiden RI, aktivis buruh, ulama pesantren, hingga pejuang daerah yang telah memberikan kontribusi besar dalam sejarah bangsa. Berikut profil singkat masing-masing tokoh.

1. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur)

K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lahir di Jombang pada 7 September 1940 dan wafat di Jakarta pada 30 Desember 2009. Ia adalah Presiden ke-4 RI yang memimpin periode 1999–2001. Sebelum menjadi presiden, Gus Dur dikenal sebagai Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) dan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia dikenang sebagai tokoh pluralisme, pejuang demokrasi, sekaligus kiai yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sosial politik Indonesia.

2. Jenderal Besar TNI Soeharto (Jawa Tengah)

Soeharto lahir di Yogyakarta pada 8 Juni 1921 dan wafat pada 27 Januari 2006. Ia merupakan Presiden kedua RI yang menjabat selama lebih dari tiga dekade. Kiprah militernya dimulai sejak masa kemerdekaan, termasuk memimpin Serangan Umum untuk merebut Yogyakarta pada 1949 dan memimpin operasi pembebasan Irian Barat. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia memasuki era Orde Baru dengan agenda stabilitas nasional dan pembangunan, meski menuai pro dan kontra.

3. Marsinah (Jawa Timur)

Marsinah lahir di Nglundo, Nganjuk pada 10 April 1969. Ia dikenal sebagai aktivis buruh yang memperjuangkan hak-hak pekerja di PT CPS Sidoarjo. Aksi mogok buruh pada awal Mei 1993 berujung pada penculikan dan kematiannya yang tragis. Marsinah menjadi simbol perjuangan kaum buruh terhadap ketidakadilan dan kekerasan terhadap aktivis.

4. Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat)

Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja lahir di Jakarta pada 17 Februari 1929. Ia adalah ahli hukum internasional dan diplomat yang pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman (1974–1978) dan Menteri Luar Negeri (1978–1988). Mochtar berperan dalam memperjuangkan batas laut Indonesia dalam forum internasional. Ia wafat pada 6 Juni 2021 dan dimakamkan di TMP Kalibata.

5. Hajjah Rahmah El Yunusiyah (Sumatera Barat)

Rahmah El Yunusiyah merupakan pendiri Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang pada 1923. Ia dikenal sebagai pelopor pendidikan perempuan Muslim di Indonesia. Kiprahnya juga terlihat dalam masa revolusi kemerdekaan sebagai bagian dari barisan pejuang. Rahmah adalah perempuan pertama yang menerima gelar kehormatan "Syaikhah" dari Universitas Al-Azhar Kairo. Ia wafat pada 26 Februari 1969.

6. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo (Jawa Tengah)

Sarwo Edhie lahir pada 1925 dan dikenal sebagai tokoh militer yang pernah menjabat Komandan RPKAD pada 1965 serta Gubernur Akademi Militer pada 1970. Ia juga merupakan ayah dari Ani Yudhoyono dan kakek dari Agus Harimurti Yudhoyono serta Edhie Baskoro Yudhoyono. Perannya dikenal kuat dalam dinamika politik dan keamanan pada masa pergolakan 1965.

7. Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat)

Sultan Muhammad Salahuddin memimpin Kesultanan Bima pada 1915–1951. Ia dikenal menentang kolonialisme Belanda dan memperjuangkan kemerdekaan rakyat Bima. Sosoknya dikenang sebagai pemimpin yang bijaksana dan pejuang yang teguh mempertahankan martabat daerah.

8. Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur)

Syaikhona Kholil lahir pada 1820 dan wafat pada 1925. Ia merupakan ulama besar yang menjadi guru dari KH. Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Keilmuan dan kharismanya sangat berpengaruh dalam perkembangan pesantren di Indonesia. Ia dikenal mendalami qira’at sab’ah dan membina banyak ulama besar.

9. Tuan Rondahaim Saragih (Sumatera Utara)

Tuan Rondahaim adalah pejuang dari Simalungun yang menentang kolonialisme Belanda pada 1880–1891. Ia berhasil mempertahankan wilayah Raya dari serangan Belanda. Rondahaim dikenang sebagai simbol perlawanan rakyat Sumatera Utara terhadap kolonialisme. Ia wafat pada 1891.

10. Zainal Abidin Syah (Maluku Utara)

Sultan Zainal Abidin Syah lahir di Tidore pada 15 Agustus 1912. Ia merupakan Gubernur pertama Irian Barat (Papua) pada 1956–1961, berperan penting dalam integrasi wilayah tersebut ke dalam NKRI. Kiprahnya menunjukkan dedikasi untuk memperkuat keutuhan bangsa. 

Baca Juga

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Moslemtoday.com | All Right Reserved