Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ads

AHY: Sarwo Edhie Berjasa dalam Pemberantasan PKI

JAKARTA — Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan rasa terima kasih mewakili keluarga besar Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah menetapkan Sarwo Edhie Wibowo sebagai Pahlawan Nasional.

Sarwo Edhie Wibowo, yang merupakan mertua SBY dan kakek AHY, dikenal sebagai tokoh militer penting yang pernah menjabat Kepala Staf Resimen Pasukan Komando (RPKAD) — kini dikenal sebagai Kopassus — pada periode 1964 hingga 1967.

“Tentu kami, termasuk Pak SBY, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada negara, kepada Pak Presiden, dan pemerintah yang telah menganugerahkan gelar pahlawan nasional ini. Beliau (SBY) juga sangat terharu dan bersuka cita karena memiliki kedekatan emosional dengan almarhum Sarwo Edhie,” ujar AHY di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/11/2025).

AHY menilai penganugerahan tersebut merupakan bentuk kehormatan luar biasa atas jasa dan pengabdian Sarwo Edhie selama bertugas sebagai prajurit TNI. Menurutnya, sang kakek memiliki peran krusial dalam pemberantasan Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) saat menjabat Kepala RPKAD.

“Beliau memiliki jasa penting dalam pemberantasan G30S/PKI. Ini menjadi pengingat bagi kami, keluarga besar dan generasi penerus, untuk melanjutkan warisan nilai-nilai perjuangan serta cita-cita beliau,” jelas AHY.

Selain mengapresiasi pemerintah, AHY juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang masih mengenang dan memuliakan sosok Sarwo Edhie. Ia menggambarkan sang kakek sebagai figur yang sederhana namun berprinsip kuat dalam kepemimpinan dan kehidupan.

“Beliau adalah sosok sederhana, tetapi memiliki nilai dan prinsip yang sangat kuat. Beliau selalu mengajarkan kami untuk menegakkan kebenaran di atas jalan Tuhan — pesan yang selalu terpatri di hati kami,” ungkapnya.

Sarwo Edhie dikenal sebagai tokoh militer yang memainkan peran krusial dalam menghentikan dan menumpas gerakan G30S/PKI. Ia memimpin langsung operasi militer di Jakarta dan Jawa Tengah — daerah yang kala itu menjadi basis kuat Partai Komunis Indonesia.

Pada tahun 1989, sebelum wafat, Sarwo Edhie pernah memberi kesaksian di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bahwa sekitar tiga juta orang tewas dalam konflik berdarah pasca peristiwa G30S.

Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Sarwo Edhie ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Dalam keputusan tersebut, Presiden Prabowo menetapkan 10 tokoh nasional yang dinilai berjasa besar bagi bangsa dan negara — termasuk di antaranya Presiden kedua RI Soeharto.

“Penganugerahan ini adalah bentuk penghormatan tertinggi negara atas jasa luar biasa para tokoh dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” demikian pernyataan resmi pemerintah. *

Baca Juga

Top Post Ad

Below Post Ad

Mari bergabung bersama WA Grup dan Channel Telegram Moslemtoday.com, Klik : WA Grup & Telegram Channel

Bottom Post Ads

Copyright © 2024 - Moslemtoday.com | All Right Reserved