Trump: “Saatnya Damai atau Tragedi bagi Iran”
Teheran — Ketegangan geopolitik di Timur Tengah memuncak setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan serangan udara terhadap tiga situs nuklir utama Iran pada Sabtu malam waktu setempat. Tindakan tersebut segera memicu deklarasi perang dari Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), menandai eskalasi serius menuju konflik terbuka antara dua negara.
Trump menyampaikan bahwa serangan tersebut menyasar fasilitas nuklir di Fordow, Natanz, dan Isfahan dengan "muatan penuh bom" dan menyebutnya sebagai misi yang paling sulit dan mematikan sejauh ini. Dalam pidato dari Gedung Putih setelah serangan, Trump memperingatkan bahwa jika Iran tidak segera memilih jalan damai, “serangan berikutnya akan jauh lebih besar dan lebih mudah.”
"Akan ada perdamaian atau tragedi bagi Iran," tegas Trump. "Ingat, masih banyak target yang tersisa," ungkap Trump seperti dilansir dari Euronews, Ahad, 22 Juni 2025.
Presiden juga mengunggah pernyataan di platform Truth Social miliknya, memberikan selamat kepada "prajurit Amerika yang hebat" dan menegaskan bahwa sekarang adalah “waktunya untuk damai.”
Namun, tak lama setelah serangan diumumkan, IRGC menyatakan bahwa "perang dimulai sekarang" dalam pernyataan resmi mereka. Reaksi ini memperkuat ketegangan yang telah terjadi selama lebih dari seminggu akibat serangan saling balas antara Iran dan Israel sejak Jumat pekan lalu.
Reaksi Politik Terpecah di AS
Langkah Trump mendapat dukungan penuh dari sejumlah tokoh Partai Republik. Senator senior dari South Carolina, Lindsey Graham, menyebut keputusan tersebut sebagai "langkah tepat."
"Rezim Teheran memang pantas mendapatkannya," ujar Graham. "Selamat, Presiden. Kita memiliki Angkatan Udara terbaik di dunia. Saya bangga."
Namun, dari pihak oposisi, Ketua Fraksi Demokrat di DPR, Hakeem Jeffries, mengkritik tajam tindakan Presiden. Ia menilai Trump telah menyesatkan publik dan gagal menepati janji membawa perdamaian di Timur Tengah.
"Risiko perang kini meningkat drastis, dan saya berdoa demi keselamatan pasukan kita yang kini berada dalam bahaya," kata Jeffries.
Kesiagaan Militer dan Ketegangan Regional
Setelah serangan udara tersebut, sekitar 40.000 hingga 50.000 pasukan AS yang berada di kawasan dilaporkan dalam status siaga tinggi. Sementara itu, Israel, yang sebelumnya telah melancarkan beberapa serangan ke wilayah Iran, turut meningkatkan status kewaspadaan nasionalnya. Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan pembatalan seluruh aktivitas pendidikan, pertemuan publik, dan kegiatan kerja non-esensial.
Serangan AS dipandang sebagai respons atas rangkaian serangan Israel terhadap Iran selama seminggu terakhir, yang bertujuan melemahkan pertahanan udara dan kemampuan militer ofensif Iran, serta menghancurkan sebagian fasilitas pengayaan nuklirnya.
Hingga berita ini diturunkan, situasi di kawasan Timur Tengah masih sangat dinamis, dengan potensi eskalasi lanjutan yang dapat menyeret kekuatan regional dan internasional lainnya. Komunitas internasional pun mulai menyuarakan kekhawatiran atas pecahnya perang besar di kawasan strategis tersebut.
Sumber : Euronews | Weblink : https://www.euronews.com/2025/06/22/trump-says-us-has-struck-three-nuclear-sites-in-iran-in-successful-attack