Moslemtoday.com : Washington, D.C. – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa perang Israel di Jalur Gaza akan berakhir secara "konklusif" dalam dua hingga tiga pekan mendatang. Meski demikian, Trump kembali menegaskan dukungannya terhadap Israel dan menolak mengkritik sekutunya itu atas serangan yang menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina.
Dalam pernyataannya di Gedung Putih saat bertemu Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung, Trump menegaskan bahwa penyelesaian konflik harus segera tercapai. "Pada akhirnya ini akan selesai, dan saya katakan sebaiknya segera diselesaikan. Anda harus segera menyelesaikannya," ujar Trump. Untuk pertama kalinya sejak menjabat, ia memberikan perkiraan waktu berakhirnya perang. "Saya pikir dalam dua hingga tiga minggu ke depan, Anda akan melihat akhir yang cukup tuntas," katanya seperti dilasnir dari Middle East Eye, Selasa (26/8/2025).
Pernyataan Trump datang di tengah kritik internasional terhadap serangan Israel, termasuk serangan ganda ke Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan yang menewaskan sedikitnya 20 orang, di antaranya lima jurnalis. Rekaman dari televisi Yordania memperlihatkan jelas serangan kedua yang menghantam tim penyelamat Palestina saat mencoba mengevakuasi korban luka. Menanggapi hal itu, Trump mengatakan tidak mengetahui peristiwa tersebut. "Saya tidak senang tentang itu. Saya tidak ingin melihatnya," ucapnya, tanpa mengulas lebih jauh mengenai korban sipil Palestina.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang hadir mendampingi Trump menegaskan bahwa tujuan utama Washington adalah memastikan berakhirnya perang dengan syarat Hamas dilenyapkan. "Kami ingin perang ini berakhir. Itu harus berakhir tanpa Hamas," ujarnya.
Data otoritas kesehatan Palestina menunjukkan lebih dari 62.000 warga Gaza tewas sejak serangan Israel dimulai pada 7 Oktober 2023. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Meski telah berlangsung selama 22 bulan, kelompok Hamas masih mampu melancarkan serangan gerilya terhadap pasukan Israel.
Trump sendiri dinilai para pengamat melihat konflik Gaza hanya melalui kacamata isu sandera Israel. "Bagi Trump, gencatan senjata selalu terkait sandera. Jika nyawa warga Palestina terselamatkan, itu hanya efek samping. Tidak pernah menjadi tujuan," ujar Khaled Elgindy, peneliti di Georgetown University.
Upaya mediasi dari Mesir dan Qatar yang menawarkan gencatan senjata 60 hari dengan pertukaran tahanan ditolak Israel meski Hamas menyetujui proposal tersebut. Analis menilai absennya tekanan dari Washington membuat pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak memiliki alasan untuk berkompromi.
Di sisi lain, AS justru memperdalam keterlibatannya melalui pengiriman bantuan pangan lewat Gaza Humanitarian Foundation (GHF), lembaga yang mendapat pendanaan Washington namun dituding tidak kredibel oleh organisasi kemanusiaan internasional. Lebih dari 900 warga Palestina dilaporkan tewas saat mencoba mengakses bantuan di lokasi distribusi GHF yang dijaga ketat, sementara total korban tewas di berbagai titik distribusi bantuan mencapai lebih dari 2.000 orang.
Trump menutup pernyataannya dengan menyebut adanya "dorongan diplomatik yang sangat serius" untuk mengakhiri perang, meski tidak menjelaskan secara rinci. "Ini harus segera berakhir, karena kelaparan dan kematian terus terjadi. Orang-orang dibunuh," katanya.
Sumber : Middle East Eye | Weblink : https://www.middleeasteye.net/news/trump-says-israels-war-gaza-will-have-conclusive-ending-two-three-weeks