Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menegaskan demonstrasi mahasiswa merupakan gerakan damai untuk mengawal jalannya pemerintahan. Ia menekankan bahwa tindakan anarkis bukanlah jati diri mahasiswa.
“Demonstrasi mahasiswa adalah gerakan damai untuk mengawal jalannya pemerintahan. Anarki bukan DNA mahasiswa. Karena itu, ruang akademik harus terlindungi dari tindakan represif maupun penyusupan pihak luar,” ujar Brian melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (2/9).
Brian menekankan kementeriannya berkomitmen menjaga kampus tetap menjadi ruang aman dan bebas dari intimidasi. Menurutnya, dialog dan langkah persuasif harus dikedepankan dalam menyelesaikan setiap persoalan di lingkungan perguruan tinggi.
Sebagai bentuk konkret, Kemdiktisaintek tengah menyiapkan kanal pengaduan cepat agar laporan mahasiswa dapat segera ditangani. “Menyediakan kanal pengaduan cepat untuk memastikan setiap persoalan di kampus dapat segera ditangani, sekaligus menjaga fungsi kampus sebagai pusat pendidikan dan kebebasan akademik,” jelasnya.
Selain itu, Brian memastikan pihaknya akan mengirim tim ke perguruan tinggi yang terdampak insiden demonstrasi untuk melakukan koordinasi dengan pimpinan kampus. Tim tersebut juga akan menilai dampak yang dialami mahasiswa, staf, maupun fasilitas kampus.
“Jika ada yang terdampak, Kemdiktisaintek siap memberikan pendampingan medis dan psikologis, serta memastikan adanya protokol koordinasi dengan aparat keamanan agar kampus tetap terlindungi,” ucapnya.
Mendiktisaintek juga mengajak mahasiswa tetap menjaga marwah gerakan agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin merusak persatuan bangsa. Ia menekankan pentingnya soliditas mahasiswa dalam mengawal demokrasi dengan cara yang damai.
“Saya juga mengajak para pimpinan perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk membuka ruang dialog, mendengarkan aspirasi mahasiswa secara langsung, dan menjadikan kampus sebagai contoh terbaik dalam merawat demokrasi yang sehat dan bermartabat,” tutur Brian.